Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan kemarin sempat menguat selama sepuluh hari berturut-turut, tapi sayang pada penghujung pekan yakni hari Jumat (25/10/2019) IHSG harus ditutup anjlok 87 poin atau amblas 1,38% pada level 6.252 karena profit taking.
Mengawali pekan perdagangan hari Senin (28/10/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan bergerak secara fluktuatif antara zona merah dan hijau dengan kecenderungan melemah terbatas. Rentang pergerakannya diperkirakan akan berada pada level 6.215 hingga 6.300.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham utama ditutup menguat, Indeks Dow Jones naik 152 poin atau 0,57%, S&P 500 bertambah 12 poin atau 0,41%, dan Nasdaq Composite terbang 57 poin atau 0,7%.
Saham emiten di bursa AS naik pada hari Jumat karena investor menyambut pendapatan triwulan yang lebih baik. Saham Intel melonjak 8,1% setelah laporan keuangan perusahaan melampaui ekspektasi para analis.
Lebih dari 38% perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal ketiganya sejauh ini, menurut FactSet. Dari perusahaan-perusahaan itu, 78% hasilnya mengalahkan ekspektasi analis.
Musim pendapatan (earning season) emiten AS akan mencapai puncaknya pada minggu ini, dengan lebih dari 120 perusahaan akan melaporkan pendapatannya.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) resmi menurunkan suku bunga BI 7 day RR sebanyak 25 basis poin menjadi 5%. Salah satu alasan penurunan suku bunga tersebut guna mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
"Kebijakan tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.
Secara teknikal, IHSG sedang di bawah bayang-bayang penurunan seiring terbentuknya pola bearish engulfing. Di sisi lain, IHSG berpotensi bergerak fluktuatif karena bergerak sejajar dengan rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5).
Secara momentum IHSG sedang berada di level jenuh belinya (overbought) menurut indikator teknikal stochastic slow, sehingga potensi penurunannya sebenarnya masih terbuka.
Grafik: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)https://ift.tt/347QZdA
October 28, 2019 at 04:03PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Anjlok pada Akhir Pekan, Waspada Koreksi Lanjutan IHSG"
Post a Comment