Search

Bukan Perang Dagang, 'Resesi Seks' Milenial Ancam Ekonomi AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil pengamatan para ahli menunjukkan kaum milenial Amerika Serikat (AS) semakin sedikit yang mau berwisata menggunakan kapal pesiar, memakai serbet kertas, hingga membeli berlian. Hal ini telah membuat industri-industri itu mengalami penurunan dan akhirnya merugikan ekonomi.

Namun bukan hanya itu, berkurangnya gairah para kaum milenial untuk melakukan hubungan seksual alias 'resesi seks' juga disebut mengancam pertumbuhan ekonomi AS.


Pernyataan itu merupakan hasil penelitian dari analis Jake Novak, yang dimuat di CNBC International. Dalam berita itu, Novak mengatakan bahwa berkurangnya semangat dalam kehidupan seks dari kelompok demografis usia itu telah merusak perekonomian AS secara lebih luas.

"Sejumlah penelitian baru-baru ini menyebut jatuhnya tingkat seks dan perkawinan disebabkan oleh teknologi dan peluang baru yang diberikan teknologi yang menyebabkan orang dewasa muda lebih senang menyendiri ketimbang berhubungan dengan manusia lainnya secara langsung ... Semuanya, mulai dari pornografi online hingga video game canggih, hingga media sosial digunakan oleh banyak remaja sebagai pengganti kontak dengan manusia nyata, terutama untuk pria," tulis Novak dalam penelitian itu.

Menurunnya tingkat sex dan menurunnya pernikahan mengindikasikan bahwa kaum milenial juga akan menunda aspek-aspek kedewasaan lainnya seperti membeli rumah atau mobil. Parahnya, kehidupan ekonomi kaum milenial juga jauh lebih buruk dibandingkan anggota kelompok demografis lainnya.

Sebuah studi yang dilakukan Deloitte memperkirakan bahwa kekayaan bersih orang Amerika yang berusia 18 hingga 35 tahun telah anjlok 34% sejak 1996. Sementara itu, biaya pendidikan melonjak 65% selama 10 tahun terakhir dan biaya makanan naik 26%.


Tingkat utang untuk milenial di bawah usia 30 tahun juga telah naik 160% dari 2004 hingga 2017. Sementara rata-rata pertumbuhan pendapatan rumah tangga di bawah 7%.

Tingginya tingkat utang untuk biaya pendidikan seringkali membuat orang harus menunda pernikahan dan membangun sebuah keluarga.

"Lebih sedikit orang yang membuat hubungan dewasa akan mengarah pada penurunan keduanya, dan Anda tidak perlu menjadi jenius ekonomi untuk mengetahui bahwa berkurangnya jumlah pernikahan dan anak-anak akan dapat melemahkan permintaan ekonomi secara keseluruhan." Tambah Novak, seperti dikutip dari CNN.

Menurut data dari Survei Sosial Umum, pada 2018 ada 23% orang dewasa yang mengaku tidak melakukan hubungan seks dalam setahun. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang masa. Alasan untuk fenomena ini bersifat sosiologis dan ekonomis. Juga, karena semakin banyak orang dewasa muda yang masih hidup bersama orang tua mereka.

Alasan lainnya yang menyebabkan 'resesi seks' menurut Novak adalah, karena kaum milenial enggan mengeluarkan dana untuk kencan. Oleh karenanya, jumlah pembelian bunga, tiket konser, dan biaya makan di restoran diperkirakan terpengaruh akibat keputusan ini.


Sebelumnya, resesi diartikan dengan kemerosotan. Dalam ekonomi resesi diartikan sebagai kondisi ketika produk domestik bruto (PDB) menurun selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Ekonomi AS sendiri, di kuartal ketiga ini tercatat tumbuh 1,9%.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2qcgY4T
October 31, 2019 at 02:53PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bukan Perang Dagang, 'Resesi Seks' Milenial Ancam Ekonomi AS"

Post a Comment

Powered by Blogger.