Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil membukukan membukukan kenaikan keempat kali secara beruntun dengan ditutup naik 11 poin atau menguat 0,19% ke level 6.169,59, pada Rabu (16/10/2019).
Untuk perdagangan hari ini Kamis (17/10), Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi IHSG akan kembali berfluktuasi dengan kecenderungan menguat secara terbatas. Rentang perdagangannya diperkirakan berada pada level 6.150 hingga 6.220.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham ditutup lebih rendah menyikapi data penjualan ritel yang melambat. Indeks Dow Jones pun ditutup turun 22 poin atau 0,08%, S&P 500 tergelincir 6 poin atau 0,20%, dan Nasdaq Composite terkoreksi 24 poin atau 0,30%.
Penjualan ritel AS secara tak terduga turun 0,3% pada bulan September, menandakan penurunan pertama dalam tujuh bulan. Di antara faktor-faktor yang membuat konsumsi ritel melambat yakni pelemahan pembelian kendaraan bermotor dan penurunan belanja online masyarakat AS.
Turunnya data penjualan ritel yang melemah semakin menambah kekhawatiran atas potensi resesi. Data ekonomi global menunjukan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat sementara sektor manufaktur AS sudah berkontraksi.
Dari dalam negeri, IHSG cenderung berfluktuasi karena pelaku pasar mulai mencermati pelantikan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk kedua kalinya pada Minggu (20/10/2019), pelaku pasar juga menantikan susunan menteri dalam kabinet presiden Jokowi karena akan mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia ke depannya.
IHSG bergerak positif saat Jokowi-Jusuf Kalla dilantik pada tahun 2014, yang mana periode kenaikan berlangsung 14 Oktober 2014 hingga 7 April 2015, secara angka IHSG dalam rentang waktu tersebut membukukan kenaikan sebanyak 600 poin atau 12,2%.
Selain itu, pelaku pasar juga akan mulai dihadapkan pada beberapa emiten dalam negeri yang akan merilis kinerja keuangan kuartal tiganya. Tentu saja beberapa saham berpotensi akan bervolatilitas karena investor akan menyesuaikan kinerja emiten tersebut dengan harga sahamnya di pasar.
Secara teknikal, IHSG sedang dalam tahap melanjutkan tren penguatan jangka pendeknya, tercermin dari posisinya yang masih bergerak di atas rata-ratanya dalam lima serta dua puluh hari terakhir (moving average/MA5/MA20), yang diwakili garis berwarna hijau dan ungu pada grafik.
Terbentuknya pola dragonfly doji pada grafik candlestick menggambarkan tekanan beli sebetulnya masih mendominasi. Pada perdagangan kemarin IHSG sempat tertekan hingga masuk ke zona merah sebelum berakhir dengan penguatan.
IHSG menurut indikator teknikal Moving Average Convergence/Divergence (MACD) sebenarnya masih berada di area negatif, tetapi membentuk pola persilangan naik (golden cross) yang berpotensi dilanjutkan dengan tren penguatan dalam jangka menengah.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)
https://ift.tt/2VKXaBy
October 17, 2019 at 02:11PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wall Street Boleh Melemah, IHSG Beri Tanda Masih Mau Naik Tuh"
Post a Comment