Sejak perdagangan tahun 2020 dibuka Kamis kemarin, yen memang sudah menguat salah satunya akibat ketegangan di Timur Tengah. Yen merupakan mata uang yang dianggap aset aman (safe haven) yang kerap menjadi target investasi ketika terjadi gejolak geopolitik.
Pada pukul 9:39 WIB hari ini, yen diperdagangkan di level 108,09/US$, menguat 0,44% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
CNBC International mewartakan dalam serangan udara di Baghdad, Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF). PMF menyatakan AS ada dibalik serangan tersebut, meski belum ada pengumuman resmi baik dari Washington maupun dari Iran.
Sebelumnya pada hari Selasa (31/12/2019), Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitter-nya menyalahkan Iran terhadap serangan Kedutaan AS untuk Irak yang menewaskan warga AS dan melukai banyak lainnya.
"Iran membunuh kontraktor Amerika, melukai banyak orang. Kami akan merespon itu, dan akan selalu merespon. Sekarang Iran merancang serangan di Kedutaan AS di Irak. Mereka akan bertanggung jawab penuh. Sebagai tambahan, kami harap Irak menggunakan pasukan mereka untuk melindungi Kedutaan, dan diberitahukan!" cuit Trump.
Trump bahkan mengancam akan membalas Iran akan tindakan tersebut.
"Iran akan bertanggung jawab penuh atas tewasnya beberapa orang, atau kerusakan yang ditimbulkan di fasilitas kami. Mereka akan membayar dengan HARGA YANG SANGAT MAHAL! Ini bukan Peringatan, ini adalah Ancaman. Selamat Tahun Baru!" sungut Trump.
Cuitan Trump terbukti pada hari ini, meski belum ada pernyataan resmi dari AS. Tewasnya dua tokoh penting Iran tersebut dikabarkan dapat membuat situasi di Timur Tengah semakin panas, Iran dan PMF kemungkinan akan membalas AS dan Israel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas)https://ift.tt/2QBBaH6
January 03, 2020 at 05:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kabar Tewasnya Jendral Pasukan Elite Iran, Yen Melonjak"
Post a Comment