Search

Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Naik Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ditutup anjlok pada akhir tahun, harga minyak mentah mulai bangkit pada perdagangan hari ini. Risiko dari sisi suplai membuat harga si emas hitam naik.

Pada Kamis (2/1/2020) harga minyak mentah berjangka jenis Brent diperdagangkan di level US$ 66,3/barel, naik 0,45%. Harga minyak mentah berjangka acuan Amerika Serikat (AS) yaitu light sweet naik 0,45% dibanding periode perdagangan sebelumnya ke level US$ 61,34/barel.


Perlahan-lahan kekhawatiran dari sisi permintaan semakin memudar. Walau masih belum ada detail penjelasan terkait poin-poin kesepakatan dagang fase satu antara Amerika Serikat (AS) dan China, pasar merespons baik itikad kedua negara untuk segera mengakhiri perseteruan yang berlangsung hingga 18 bulan terakhir.

Kabarnya, AS-China akan menandatangani perjanjian tersebut di Gedung Putih pada 15 Januari mendatang. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden ke-45 Amerika yaitu Donald Trump melalui cuitan di Twitter.

"Saya akan menandatangani perjanjian fase satu yang sangat besar dan komprehensif dengan China pada 15 Januari. Seremoni akan dilakukan di Gedung Putih. Delegasi tingkat tinggi dari China akan datang. Selepas itu saya akan datang ke Beijing dan memulai pembicaraan fase II." Cuit Trump di twitter.

Ungkapan Trump tersebut membuat pasar optimis bahwa keduanya sama-sama memiliki itikad untuk mengakhiri perseteruan. Pasalnya kisruh yang terjadi telah membuat ekonomi global tumbuh melambat. Ketika ekonomi tumbuh melambat, kebutuhan akan energi pun juga kena dampaknya.

Walau ketegangan antara Washington dan Beijing mereda. Namun Risiko geopolitik tetap ada di Timur Tengah setelah serangan udara AS terhadap kelompok milisi Katib Hezbollah yang didukung Iran. Pada peristiwa itu sebanyak 25 orang tewas, melansir Reuters.

Para pengunjuk rasa, yang marah pada serangan udara, menyerbu Kedutaan Besar AS di Baghdad pada hari Rabu, meskipun mereka mundur setelah AS mengerahkan pasukan tambahan. Hal ini kembali menimbulkan kekhawatiran dari sisi suplai.

Apalagi mulai Januari ini organisasi negara pengekspor minyak dan koleganya yang tergabung dalam OPEC+ akan mulai memangkas produksi minyaknya menjadi 1,7 juta barel per hari (bpd). Sehingga yang ditakutkan bukan lagi oversupply melainkan kurangnya pasokan.

Sementara itu kabar baik lain untuk harga minyak mentah adalah penurunan persedian minyak mentah AS periode mingguan. Minggu lalu asosiasi industri perminyakan AS (API) mengumumkan stok mingguan minyak mentah AS turun 7,8 juta barel. Penurunan yang terjadi melebihi prediksi pasar yang hanya meramal turun 3,2 juta barel saja.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/35hwtYm
January 02, 2020 at 05:21PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Naik Lagi"

Post a Comment

Powered by Blogger.