Search

Wall Street Cetak Rekor, Bursa Saham Asia ke Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh bursa saham utama kawasan Asia mengawali perdagangan terakhir di pekan ini ini, Jumat (3/1/2020), di zona hijau.

Pada pembukaan perdagangan, indeks Shanghai naik 0,12%, indeks Hang Seng menguat 1%, indeks Straits Times terapresiasi 0,26%, dan indeks Kospi bertambah 0,8%. Untuk diketahui, perdagangan di bursa saham Jepang diliburkan pada hari ini.

Wall Street sukses mengekor kinerja pasar saham AS alias Wall Street yang mencetak rekor pada perdagangan kemarin, Kamis (2/1/2019). Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones naik 1,16%, indeks S&P 500 menguat 0,84%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi 1,33%. Ketiga indeks saham acuan di AS tersebut ditutup di level tertinggi sepanjang masa.


Wall Street masih menunjukkan performa yang kuat pasca sudah meroket di tahun 2019. Di sepanjang tahun lalu, indeks Dow Jones naik 22,3%, indeks S&P 500 menguat 28,9%, dan indeks Nasdaq Composite terapresiasi lebih dari 35%.

Tingginya ekspektasi bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang tahap satu menjadi faktor yang memantik aksi beli di bursa saham AS dan Asia. Menjelang tahun baru kemarin, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan dagang tahap satu dengan China akan diteken di Gedung Putih pada tanggal 15 Januari.

Hal tersebut diumumkan oleh Trump melalui akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Menurut Trump, pejabat tingkat tinggi dari China akan menghadiri penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu. Kemudian, Trump juga mengungkapkan bahwa nantinya dirinya akan bertandang ke Beijing guna memulai negosiasi terkait kesepakatan dagang tahap dua.

Seperti yang diketahui, sebelumnya AS dan China mengumumkan bahwa mereka telah berhasil mencapai kesepakatan dagang tahap satu. Dengan adanya kesepakatan dagang tahap satu tersebut, Trump membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Tak sampai di situ, Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu. Di sisi lain, China membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk balasan yang disiapkan guna membalas bea masuk dari AS pada tanggal 15 Desember.

Masih sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu, China akan meningkatkan pembelian produk agrikultur asal AS secara signifikan. Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga mengatur mengenai komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Jika kesepakatan dagang tahap satu benar diteken nantinya, laju perekonomian AS dan China di tahun-tahun mendatang bisa terus dipertahankan di level yang relatif tinggi.

Mengingat posisi AS dan China sebagai dua negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi, tentu prospek ditekennya kesepakatan dagang yang semakin nyata menjadi kabar yang baik bagi perekonomian dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2ZJYpmk
January 03, 2020 at 04:01PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wall Street Cetak Rekor, Bursa Saham Asia ke Zona Hijau"

Post a Comment

Powered by Blogger.