Seperti diketahui, pada Senin lalu (30/12/2019), Kementerian Luar Negeri RI melayangkan protes pada China setelah kapal nelayan negara itu melakukan pelanggaran di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Kegiatan yang dilakukan kapal China disebut pelanggaran karena dilakukan wilayah yang masuk ke dalam kawasan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia, sebagaimana telah ditetapkan oleh United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) atau Konvensi Hukum Laut PBB.
"Hasil rapat antar Kementerian di Kemlu mengkonfirmasi terjadinya pelanggaran ZEE Indonesia, termasuk kegiatan IUU fishing, dan pelanggaran kedaulatan oleh Coast Guard RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China) di perairan Natuna," tulis Kemlu dalam rilisnya.
Melihat kuatnya keinginan China mengakui wilayah perairan Natuna sebagai wilayahnya tentu tidak lepas dari potensi yang dimiliki wilayah ini. Jadi, apa sebenarnya yang dimiliki wilayah yang menjadi batas terluar antara Indonesia dengan sejumlah negara yakni Malaysia, Vietnam dan Kamboja ini?
Menurut laporan Kementerian Sekretariat Negara RI dalam postingan di website resminya beberapa waktu lalu, di sekitar wilayah Kepulauan Natuna ada 16 blok migas yang tersebar di sana.
Natuna juga merupakan salah satu wilayah terdepan di Indonesia dan memiliki potensi hasil tangkapan laut yang tinggi. Wilayah ini juga memiliki potensi pariwisata yang luar biasa karena memiliki keindahan alam yang masih alami.
Hal ini pernah diungkapkan secara langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada 2016 lalu saat secara langsung mengunjungi wilayah itu bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan pada saat itu Susi Pudjiastuti, dan juga Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan saat itu Luhut Binsar Pandjaitan.
Pada kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan keinginannya untuk dilakukan pengembangan ekonomi di wilayah Kepulauan Natuna dan sekitarnya, dan utamanya difokuskan pada industri perikanan dan migas, sebagaimana diungkapkan Menlu Retno.
"Dalam ratas (rapat terbatas) tadi, Presiden sudah mendengarkan paparan dari semua menteri dan menyampaikan beberapa pesan atau arahan. Presiden meminta agar perkembangan ekonomi di wilayah Kepulauan Natuna dan sekitarnya dikembangkan terutama dua hal, yaitu untuk perikanan dan kedua migas," ujar Retno, sebagaimana dikutip dari website Setneg.
"Nah poin yang ketiga, selain pengembangan ekonomi di bidang perikanan dan juga migas, Panglima TNI tadi juga menyampaikan rencana pengembangan pertahanan di wilayah Natuna dan sekitarnya," tambahnya.
(sef/sef)
https://ift.tt/2FrPAVf
January 03, 2020 at 03:30PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ada Apa di Laut Natuna sampai Bikin RI Protes Keras China?"
Post a Comment