Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan hari pertama tahun 2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan pelemahan 15 poin (-0,25%) ke level 6.283 pada Kamis (2/1/2020) kemarin.
Untuk perdagangan Jumat (3/1/2020) hari ini, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan kembali melemah secara terbatas. Adapun rentang perdagangannya berpotensi bergerak pada 6.250 hingga 6.325.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, transaksi bursa saham kemarin terbilang sepi dengan hanya Rp 4,17 triliun, jauh lebih kecil dari transaksi akhir tahun yang mencapai Rp 11,4 triliun. Masa libur tahun baru dan adanya dampak dari banjir di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya menjadi sebabnya.
Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks saham utama ditutup rata-rata dengan penguatan: Dow Jones naik 330 poin (1,16%) menjadi 28.868, S&P 500 bertambah 27 poin (0,84%) menjadi 3.257, dan Nasdaq naik 119 poin (1,33%) pada level 9.092.
Reli pada saham-saham teknologi membawa ketiga indeks Wall Street tersebut terbang tinggi. Kinerja yang kuat pada emiten semikonduktor selama tahun 2019 membuat pelaku pasar memburu sahamnya. VanEck Vectors Semiconductor ETF (SMH) melonjak 62% pada 2019, kinerja satu tahun terbaik sejak 2003.
Selain itu hubungan AS dan China yang membaik juga masih memberikan sentimen positif di bursa. Rencananya AS-China akan melakukan penandatanganan perjanjian fase satu per 15 Januari 2020.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan Desember tercatat 0,34% (Month on Month/MoM) dan sebesar 2,72% secara tahunan (Year on Year/YoY), merupakan angka terendah sejak tahun 1999 atau dalam rentang 20 tahun terakhir.
Hal itu memberikan sentimen positif bagi sektor konsumer dengan kenaikan tertinggi dibandingkan sektor lainnya dengan persentase penguatan 0,3%. investor asing pun membukukan beli bersih (net buy) di pasar reguler senilai Rp 106,6 miliar.
Secara teknikal IHSG masih diselimuti pelemahan. Hal itu diperjelas dengan posisinya yang kembali bergerak di bawah rata-rata levelnya (moving average/MA) selama 5 hari (MA5) yang dicitrakan garis ungu.
Melalui grafik candlestick, IHSG terlihat bergerak lebih rendah (lower low) dalam 2 hari perdagangan terakhirnya yang menandakan kecenderungan akan penurunan secara jangka pendek.
Potensi tersebut terbuka, mengingat IHSG belum menyentuh area jenuh jualnya (oversold) menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang dicitrakan garis berwarna hijau. Ada potensi IHSG akan menguji level support atau penahan koreksi pada level 6.250.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)https://ift.tt/2QlT5To
January 03, 2020 at 03:59PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Meski Wall Street Menguat, IHSG Masih Dibayangi Pelemahan"
Post a Comment