Investor AS Bersorak, Bursa Wall Street 2019 Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat atau bursa Wall Street mengakhiri perdagangan periode tahun 2019 dengan kenaikan.

Bursa Wall Street baru ditutup pada Selasa (31/12/2019), lebih lambat dibanding Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup lebih dulu pada 30 Desember atau hari Senin.

Selain berbeda tanggal penutupan, kinerja pada hari terakhirnya pun berbeda. Bursa utama Wall Street ditutup menguat sedangkan IHSG ditutup turun 0,47% pada level 6.299.

Sementara Indeks S&P 500 naik 9 poin atau 0,3% pada level 3.230,78, Nasdaq Composite juga naik 26 poin atau 0,3% dan berakhir pada level 8.972,60, sementara Dow Jones ditutup naik 76 poin atau 0,27% pada 28.538.

Saham-saham di Wall Street melonjak pada periode 2019 meskipun perang perdagangan AS-China berkecamuk, salah satu pendorongnya karena Bank Sentral AS (the Federal Reserve/The Fed) menurunkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali. Selain itu ekonomi AS tumbuh di atas perkiraan pasar.

Ditambah dengan sentimen positif di mana ketegangan hubungan perdagangan AS-China yang menurun pada kuartal keempat, China dan AS telah sepakat untuk menandatangani kesepakatan perdagangan fase satu yang rencananya ditandatangani pada 15 Januari 2020 ini.

Hal-hal tersebut membawa optimisme di pasar saham AS membuat kinerja Wall Street sepanjang 2019 kinclong diantaranya membuat indeks Dow Jones dan S&P menyentuh rekor tertingginya (all time high).

Dow Jones melesat 22,34% sementara terbang S&P 28,88%, dan Nasdaq Composite Index meroket 35,23%, sementara IHSG hanya naik 1,7% selama 2019.

Saham berkategori blue chip seperti Apple dan Microsoft memimpin dengan masing-masing naik 86,2% dan 55,3%, keduanya menyumbang sekitar 15% dari kinerja indeks S&P 500 untuk 2019.

Pergerakan Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Sepanjang 2019