Search

Data Produksi Jeblok, Straits Times Masih Berduka

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka melemah tipis pada perdagangan akhir pekan (27/9/2019) karena masih membekasnya kekecewaan pelaku pasar akan rilis data ekonomi terbaru Negeri Singa.

Namun di lain pihak, membuncahnya optimisme akan damai dagang membuat pasar saham hanya melemah terbatas.

Indeks Straits Times dibuka terkoreksi 0,02% ke level 3.126,33 indeks poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 8 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 12 saham melemah, dan 10 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Singapore Economic Development Board melaporkan produksi industri Negeri Singa pada Agustus terkontraksi alias turun 8% year-on-year (YoY). Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 0.1%.

Pertumbuhan produksi industri di Singapura pada Agustus adalah yang terparah sejak Desember 2015. Penyebabnya adalah produksi di sektor elektronik yang minus 24,4% dan farmasi yang turun 13,3%.

"Dengan hubungan yang begitu erat dengan China dan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap ekspor, Singapura akan mengalami perlambatan ekonomi paling parah di kawasan ini. Kemungkinan ekonomi Singapura akan jatuh ke resesi pada 2020 jika kondisi tidak berubah," ungkap Mark Billiington, Direktur Regional ASEAN di Institute of Chartered Accountants, seperti diberitakan Today Online.

Kemudian, untuk diketahui pada kuartal I-2019, ekonomi Singapura tumbuh 1,1%. Pada kuartal berikutnya, ekonomi melambat signifikan hingga hanya tumbuh 0,1%.

Dengan kondisi ekonomi yang terus turun, investor khawatir bahwa Singapura berpeluang besar masuk ke jurang resesi. Oleh karena itu, investor bergerak cukup waspada dalam menginvestasikan uang mereka di pasar keuangan Negeri Singa.

Meskipun demikian, dikarenakan momok dari perlambatan ekonomi Singapura adalah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, kabar positif terkait hubungan dagang kedua negara tersebut dapat kembali memantik aksi beli di bursa saham.

Pertemuan tatap muka level tinggi antara perwakilan AS dan China dijadwalkan akan berlangsung pada 10-11 Oktober, dilansir dari CNBC International.

Investor yakin akan ada hasil positif dari pembicaraan tersebut mengingat Presiden AS Donald Trump belum lama ini menyampaikan bahwa kesepakatan dagang "bisa datang lebih cepat dari yang Anda kira."

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data jumlah pinjaman bank selama bulan Agustus pada pukul 09:00 WIB. Lalu diikuti oleh indeks harga ekspor-impor, dan indeks harga produsen Singapura untuk bulan Agustus pada pukul 12:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2n0R1nB
September 27, 2019 at 03:29PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Data Produksi Jeblok, Straits Times Masih Berduka"

Post a Comment

Powered by Blogger.