Search

Perang Dagang AS-China, Trump Naikkan Tarif Hingga 100%?

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) siap untuk meningkatkan perang dagang jika kesepakatan dagang yang sedang digarap tidak segera disetujui. Demikian disampaikan penasihat utama Gedung Putih, Michael Pillsbury dalam sebuah wawancara di Hong Kong pada hari Kamis (19/9/19).

Pillsbury, yang disebut oleh Presiden Donald Trump sebagai tokoh terkemuka di China, juga mengatakan tarif yang berlaku saat ini masih rendah. Ia mengatakan bahwa Trump telah sangat sabar terhadap China di bidang perdagangan.

"Apakah presiden memiliki opsi untuk meningkatkan perang dagang? Ya, tarif bisa dinaikkan lebih tinggi. Ini adalah tarif tingkat rendah, yang bisa naik mencapai 50% atau 100%," katanya, seraya menambahkan bahwa para pengkritik Trump salah jika menganggap Trump hanya menggertak ketika mengancam perang dagang habis-habisan.


"Ada opsi lain yang melibatkan pasar keuangan, Wall Street. Anda tahu, presiden memiliki berbagai macam pilihan," katanya, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Pillsbury, yang juga adalah penulis buku The Hundred-Year Marathon, sebuah buku berisi kritik pedas tentang China, pernah menyebut dalam bukunya bahwa selama seabad ini China memiliki rencana untuk merebut posisi AS sebagai negara adikuasa yang dominan di dunia melalui berbagai taktik, termasuk pencurian teknologi.


Pria yang juga adalah Direktur Amerika dari Center on Chinese Strategy di Hudson Institute di Washington, dikabarkan kerap kali berdiskusi dengan Trump mengenai masalah-masalah China.

"Saya percaya Presiden Trump menggunakan media sosial, terutama pada China, untuk menyampaikan pemikirannya. Jadi saya menolak gagasan bahwa saya atau orang lain adalah semacam penasihat baginya di China," katanya.

"Fokusnya sering terungkap dalam tweet yang saya pikir semua orang harus menganggapnya sangat serius sebagai pernyataan presiden."

Dalam beberapa bulan terakhir, Trump kerap memposting di twitter berita negatif tentang ekonomi China sebagai bukti bahwa tarif perdagangannya berfungsi. Namun, Pillsbury mengatakan itu bukan upaya Trump untuk melumpuhkan perdagangan AS-China. Justru sebaliknya, itu tanda bahwa Trump ingin meningkatkan perdagangan untuk memperbaiki defisit.

"Trump tidak ingin menciptakan perang dingin ke-2 atau penahanan. Meski potensi perpecahan dari dua ekonomi terbesar dunia akan menjadi konsekuensi dari tidak adanya kesepakatan oleh China," ungkapnya.

Pillsbury juga menyalahkan China atas macetnya pembicaraan dagang pada Mei, ketika banyak pihak meyakini kesepakatan akan segera terjadi. Saat itu, China ingin menegosiasikan kembali draft kesepakatan setebal 150 halaman yang telah digarap kedua negara dari serangkaian pertemuan selama lebih dari setahun.

"Sangat dekat dan kemudian sesuatu yang misterius terjadi. China mengingkari," kata Pillsbury.

"Misterinya adalah garis keras di Beijing. Mereka tampaknya tidak mengetahui kesepakatan 150 halaman itu. Entah bagaimana mereka menyadari hal itu pada bulan April. Beberapa pemain baru terlibat di Beijing dan hal berikutnya yang kami tahu pengkhianatan mereka terjadi."

"Namun, jika China kembali ke draft teks asli dan menggunakannya sebagai templat untuk pembicaraan, kami menuju kesuksesan yang sangat besar," tambanya lagi.

Para pejabat tinggi perdagangan dari kedua belah pihak akan memulai kembali perundingan mereka di Washington bulan depan, sementara diskusi tingkat rendah untuk mempersiapkan landasan bagi pertemuan-pertemuan sedang berlangsung minggu ini.

Banyak yang percaya perjanjian kecil akan disepakati, di mana AS setuju untuk menunda tarif yang mulai berlaku pada 15 Oktober dan 15 Desember, dan sebagai gantinya China setuju untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/309J0hY
September 20, 2019 at 02:26PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Perang Dagang AS-China, Trump Naikkan Tarif Hingga 100%?"

Post a Comment

Powered by Blogger.