Search

Rumah Mewah Dibeli oleh Mertua, Emirsyah Mengaku Tak Tahu Prosesnya - Kompas.com - Nasional Kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia yang kini menjadi tersangka suap, Emirsyah Satar, membenarkan keterangan saksi yang menyebutkan bahwa rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, dibeli oleh ibu mertuanya, Mia Suhodo.

Rumah tersebut saat ini telah disita oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga dibeli menggunakan uang hasil suap.

"Memang mertua saya yang beli, dan waktu itu juga sertifikatnya atas nama mertua," kata Emirsyah dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).

Baca juga: Penyanyi Iis Sugianto Jadi Saksi di Sidang Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar

Meski dibeli oleh ibu mertuanya sendiri, Emirsyah mengaku tak tahu menahu proses pembelian rumah tersebut. Sebab, ia tak pernah dilibatkan dalam prosesnya.

"Saya tidak pernah ketemu (penjual rumah), saya tidak pernah ikut di situ," ujar dia.

Emirsyah mengatakan, karena ibu mertuanya meninggal dunia, rumah tersebut lantas diwariskan ke anak-anak Mia Suhodo.

"Karena mertua meninggal akhirnya diwariskan sekarang sertifikat atas nama anak-anaknya," kata dia.

Sebelumnya, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan klarifikasi atas pembelian rumah tersangka suap mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Klarifikasi itu dilakukan jaksa dengan mendengar keterangan dari saksi yang dihadirkan dalam persidangan Jumat (28/2/2020), Istiningdyah Sugianto alias Iis Sigianto.

Iis Sugianto yang juga penyanyi era 80-an itu bersaksi bahwa dirinya menjual rumah kepada Mia Suhodo, yang ternyata merupakan ibu mertua Emirsyah, senilai Rp 8,5 miliar.

"Benar ibu ada jual tanah dan rumah ke Mia Suhodo di Pondok Pinang, Kebayoran Lama?," tanya Jaksa dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).

"Iya," jawab Iis.

Baca juga: Pengacara Klarifikasi Saksi yang Sebut Emirsyah Satar Anggap Gratifikasi Wajar

Iis membenarkan bahwa uang Rp 8,5 miliar itu dilunasi melalui empat kali proses pembayaran. Seluruhnya dibayarkan secara cash menggunakan cek.

Emirsyah didakwa menerima suap dari pendiri sekaligus mantan Direktur Utama PT Mugi Rekso Abadi, Soetikno Soedarjo, terkait pengadaan pesawat dan mesin pesawat di PT Garuda Indonesia.

Jaksa menuturkan, uang yang diterima Emirsyah dari Soetikno berbentuk rupiah dan sejumlah mata uang asing.

Jaksa merinci, uang suap itu terdiri dari Rp 5.859.794.797, 884.200 dollar Amerika Serikat, 1.020.975 Euro, dan 1.189.208 dollar Singapura.

Uang tersebut diberikan Soetikno supaya Emirsyah memuluskan sejumlah pengadaan yang sedang dikerjakan oleh PT Garuda Indonesia yaitu Total Care Program mesin (RR) Trent 700, pengadaan pesawat Airbus A330-300/200.

Kemudian, pengadaan pesawat Airbus A320 untuk PT Citilink Indonesia, pengadaan pesawat Bombardier CRJ1000, dan pengadaan pesawat ATR 72-600.

Baca juga: Emirsyah Satar Pernah Wajarkan Gratifikasi, Jubir KPK: Tantangan bagi KPK

Pemberian suap itu, kata jaksa, dilakukan secara bertahap selama periode 2009 hingga 2014.

Di samping memberi suap, Emirsyah juga disebut pernah diberi fasilitas oleh Soetikno berupa penginapan di Bali senilai Rp 69.794.797 serta penyewaan jet pribadi senilai 4.200 dollar Amerika Serikat.

Atas perbuatannya itu, Emirsyah didakwa melanggar Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Let's block ads! (Why?)



"rumah" - Google Berita
February 28, 2020 at 01:39PM
https://ift.tt/3aayFUi

Rumah Mewah Dibeli oleh Mertua, Emirsyah Mengaku Tak Tahu Prosesnya - Kompas.com - Nasional Kompas.com
"rumah" - Google Berita
https://ift.tt/35A6ag5
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rumah Mewah Dibeli oleh Mertua, Emirsyah Mengaku Tak Tahu Prosesnya - Kompas.com - Nasional Kompas.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.