Search

Investor Siaga Satu, Bursa Singapura Melipir Zona Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura bergerak cukup landai meski cenderung menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (29/8/2019) sambil terus mengambil sikap siaga jika terdapat informasi terbaru terkait hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Data perdagangan mencatat Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat tipis 0,07% ke level 3.058,71 poin, di mana dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 13 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 9 saham melemah, dan 8 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Saat ini pelaku pasar global tampaknya memilih untuk bermain aman dan menanti apakah Negeri Paman Sam benar akan menerapkan tarif impor masuk sebesar 15% pada produk asal Negeri Tiongkok senilai US$ 300 miliar per 1 September mendatang.

Selain itu, pengenaan bea masuk lainnya juga akan dikenakan pada bulan selanjutnya.

"Mulai 1 Oktober, impor produk China senilai US$ 250 miliar yang saat ini dikenai tarif 25% akan naik menjadi 30%. Sebagai tambahan, impor baru senilai US$ 300 miliar yang awalnya dikenakan tarif 10% dinaikkan menjadi 15% berlaku 1 September. Terima kasih atas perhatiannya!" demikian cuit Presiden AS Donald Trump di Twitter.


Jika ternyata pengenaan tarif tersebut efektif terjadi pekan depan, bukan tidak mungkin China juga akan ikut menerapkan ancamannya untuk menaikkan bea masuk bagi produk-produk made in the USA senilai US$ 75 miliar dari 5% menjadi 10%, yang memang direncanakan berlaku efektif pada 1 September dan 15 Desember.

Ancaman pengenaan tarif baru yang tinggal hitungan hari, tentu membuat kekhawatiran pelaku pasar membuncah yang membuat pergerakan aksi beli di pasar saham dengan resiko tinggi menjadi terbatas.

Di lain pihak, investor juga masih mencermati tanda-tanda indikasi resesi yang menghantui pasar keuangan AS.

Pada pukul 08:25 WIB, tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS masih menunjukkan inversi, di mana yield obligasi tenor 2 tahun ada di 1,49%, sedangkan tenor 10 tahun sebesar 1,4526% .

Untuk diketahui, Inversi berarti yield jangka pendek lebih tinggi ketimbang yang jangka panjang, menandakan investor meminta jaminan lebih karena menilai ada risiko dalam waktu dekat.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data indeks harga ekspor, impor, serta produsen bulan Juli yang diumumkan serentak pada pukul 12:00 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2L4uHTD
August 29, 2019 at 03:36PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Investor Siaga Satu, Bursa Singapura Melipir Zona Hijau"

Post a Comment

Powered by Blogger.