
Pernyataan itu disampaikan Menteri Negara AS Mike Pompeo pada hari Kamis (19/9/19), setelah bertemu dengan putra mahkota Abu Dhabi, penguasa de facto Uni Emirat Arab (UEA), yang merupakan sekutu utama Arab di Riyadh.
Sebelumnya AS dan Saudi telah menyalahkan Iran sebagai dalang dari serangan. Pompeo sendiri menyebut serangan itu sebagai "tindakan perang" terhadap eksportir minyak terbesar dunia itu. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump secara langsung juga telah memerintahkan untuk meningkatkan sanksi pada Iran.
"Kami di sini untuk membangun koalisi yang bertujuan mencapai perdamaian dan resolusi damai. Itulah misi saya, itulah yang pasti diinginkan oleh Presiden Trump untuk saya capai dan saya berharap Republik Islam Iran melihatnya seperti itu," kata Pompeo kepada wartawan.
Pompeo tidak memberikan perincian tentang koalisi. Namun AS memang telah berusaha untuk menciptakan aliansi keamanan maritim global sejak terjadi serangan terhadap tanker minyak di perairan Teluk. Saat itu AS juga menyebut kejadian itu disebabkan oleh Iran.
Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Inggris dan Bahrain mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam koalisi. Sementara Irak mengatakan tidak akan bergabung, dan sebagian besar negara-negara Eropa enggan ikut karena takut memicu ketegangan regional.
Lebih lanjut, Pompeo menggambarkan usulan koalisinya sebagai "tindakan diplomasi".
Menteri Luar Negeri Arab Saudi untuk urusan luar negeri Adel al-Jubeir juga turut memberikan suaranya terkait ketegangan tersebut pada hari Kamis. Ia mengatakan bahwa serangan itu adalah lanjutan perilaku bermusuhan dan terlarang rezim Iran dan meminta masyarakat internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap perilaku kriminal Iran.
"Kepuasan dengan rezim Iran hanya akan mendorongnya untuk melakukan lebih banyak aksi terorisme dan sabotase di wilayah kami dan di seluruh dunia," kata Jubeir melalui postingan di Twitter.
Namun begitu, Iran telah menyangkal terlibat dalam serangan 14 September itu. Serangan itu telah mengurangi separuh produksi minyak Saudi pada awalnya, seperti dilaporkan Reuters.
Iran juga telah memperingatkan Presiden Trump agar tidak ikut terseret ke dalam perang di Timur Tengah dan mengatakan akan menghadapi tindakan ofensif dengan tanggapan yang menghancurkan.
Menteri luar negeri Iran, Mohammed Javad Zarif, mengatakan kepada CNN pada hari Kamis bahwa Republik Islam itu tidak akan mengalah jika harus mempertahankan diri terhadap serangan militer AS atau Saudi. Ia mengatakan Iran akan perang habis-habisan.
Kemudian pada hari Jumat, Zarif menelepon menteri luar negeri Kuwait Sheikh Sabah al Khalid Al Sabah. Di mana keduanya membahas berbagai langkah untuk mengurangi ketegangan di wilayah tersebut, kantor berita negara KUNA melaporkan.
(sef/sef)
https://ift.tt/2NnU0lN
September 20, 2019 at 03:14PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Timteng Makin Panas, AS-Saudi Buat Koalisi "Serang" Iran"
Post a Comment