Search

Menjadikan Belajar di Rumah Lebih Bermakna - Suara.com

Suara.com - Upaya pembatasan pertemuan fisik (Physical Distancing) guna mencegah dan memutus rantai penularan virus Coronavirus Disease (COVID-19) telah berdampak signifikan di berbagai sendi kehidupan, termasuk di dunia pendidikan.

Proses belajar-mengajar di sekolah dihentikan sementara dan siswa-siswi diimbau belajar di rumah guna mencegah dan menekan laju penularan virus, terutama di lingkungan sekolah.

Namun, belajar di rumah (BDR) memiliki tantangan tersendiri. Para pengajar dituntut kreatif dalam menjalankan pembelajaran daring. Harus diakui proses BDR yang sudah berjalan kurang lebih tiga minggu ini masih belum maksimal.

Sempat marak diberitakan adanya masyarakat (orang tua) mengeluhkan proses BDR karena banyaknya tugas yang diberikan guru kepada siswa, sehingga siswa di rumah justru stres. Belum lagi soal lain seperti keterbatasan akses internet yang dialami banyak siswa di daerah.

Membangun karakter

Belajar dari rumah haruslah menarik, bermanfaat, dan bermakna. Momen belajar dari rumah bisa menjadi kesempatan anak belajar banyak hal terkait persoalan di lingkungannya saat ini.

Kita tahu, salah satu tujuan pendidikan adalah menciptakan generasi yang bisa menemukan soluasi bagi persoalan kehidupan. Maka, di tengah wabah COVID-19 ini, pendidikan mesti bisa mengarahkan anak mengenali persoalan nyata di masyarakat tersebut.

Proses belajar dari rumah jangan sampai hanya dihabiskan untuk mengerjalan soal-soal yang justru menjauhkan siswa dari persoalan real di kehidupannya. Syamsir Alam (MI, 23/03/2020) menjelaskan, pendekatan BDR yang sekadar memberi tugas dan soal-soal latihan membuat siswa kehilangan momen berharga melakukan refleksi untuk menumbuhkan sikap solidaritas sosial, peduli, dan empati.

Saat kondisi darurat COVID-19 ini, jelas Syamsir, kemasan muatan pembelajaran BDR mestinya tak sekadar mengembangkan pengetahuan, namun juga sarat penguatan literasi dan karakter.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam edarannya terkait Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat COVID-19 juga memberi imbauan agar pembelajaran daring/jarak jauh dijalankan untuk memberi pengalaman belajar yang bermakna, tanpa beban menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan. Selain itu, pembelajaran bisa difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi COVID-19.

Praktik baik

Guna menciptakan proses pembelajaran di rumah yang bisa mengasah literasi, karakter, dan juga empati siswa di tengah wabah COVID-19 saat ini, guru harus kreatif dan inovatif. Memang tak mudah menghadirkan model pembelajaran yang bisa mengasah banyak aspek dalam diri siswa sekaligus. Terlebih, pembelajaran dilakukan secara online.

Sebenarnya, ada berbagai contoh praktik belajar di rumah yang dirancang dengan baik oleh para guru. Salah satu contoh praktik baik pelaksanaan BDR misalnya dengan membuat proyek yang bermanfaat dan bermakna. Misalnya dilakukan seorang guru bernama Haris Tarmidi. Guru kelas VI SDN 1 Puguh, Kendal, Jawa Tengah tersebut membuat pembelajaran berbasis proyek dengan membuat produk bermanfaat.

Seperti dikabarkan kompas.com (19/03/2020), Haris mengirimkan tugas tersebut ke WA orangtua siswa. Ia menjelaskan, tugas-tugas berbasis proyek tersebut harus dikerjakan siswa dalam dua minggu di rumah. Guru yang juga seorang fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation tersebut memberi contoh, misalnya dalam satu minggu membuat masker sederhana dan hand sanitizer dari bahan-bahan alami.

Lewat proyek tersebut, siswa tak sekadar belajar memahami cara membuat sebuah alat, namun juga memahami kegunaannya sebagai solusi dari persoalan nyata yang dihadapi masyarakat. Kita tahu hand sanitizer bermanfaat sebagai antiseptik atau disinfektan pembersih tangan dari bakteri dan virus. Salah satu benda yang saat ini paling dicari dan sangat bermanfaat digunakan di tengah merebaknya wabah COVID-19.  

Masih mengutip sumber yang sama, Haris menekankan sebaiknya pemilihan alat bahan untuk proyek belajar dari rumah menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat atau sudah tersedia di rumah. Jadi, siswa tak perlu keluar rumah mencari alat dan bahan ke toko. Bahan yang mudah dan tersedia di rumah tidak akan memberatkan orangtua siswa.

Ketika memberikan tugas berupa proyek membuat hand sanitizer, guru bisa memberi pengetahuan mengenai Coronavirus Disease (COVID-19), cara penularannya, gejala-gejalanya, hingga cara pencegahannya--salah satunya dengan sering menggunakan hand sanitzer yang menjadi proyek bagi siswa tersebut.

Di samping itu, dengan kemasan penyampaian yang dinamis, guru juga bisa menjadikan proyek pembuatan hand sanitizer tersebut sebagai media belajar untuk menanamkan rasa peduli, simpati, dan solidaritas kepada orang-orang yang saat ini sedang berjuang melawan COVID-19, baik para pasien, tenaga medis, dan pihak-pihak lainnya.

Jika ini bisa tercapai, maka proses belajar dari rumah tersebut bisa dikatakan telah benar-benar memberikan makna dan membangun karakter siswa. 

Let's block ads! (Why?)



"rumah" - Google Berita
April 08, 2020 at 10:54AM
https://ift.tt/2XgTiuH

Menjadikan Belajar di Rumah Lebih Bermakna - Suara.com
"rumah" - Google Berita
https://ift.tt/35A6ag5
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Menjadikan Belajar di Rumah Lebih Bermakna - Suara.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.