
Riset Valbury Sekuritas mencermati, transaksi berjalan yang defisit rentan bagi pasar saham. Melembarnya CAD pada triwulan II-2019 sebesar USD 8,44 dari USD 6,96 miliar pada kuartal I 2019, disebabkan melambatnya kinerja ekspor ditambah faktor musiman repatriasi dividen atau pembagian keuntungan perusahaan ke luar negeri di paruh II tahun ini.
Beralih dari sana, eskalasi konflik dagang antara Amerika Serikat dan China diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan. Kondisi ini dikhawatirkan akan melemahkan ekonomi Negeri Paman Sam yang pada akhirnya dapat merusak pasar saham global.
Perkembangan terbaru, pemerintah Amerika Serikat (AS) dikabarkan menunda keputusan mengenai lisensi bagi perusahaan-perusahaan AS untuk memulai kembali bisnis mereka dengan Huawei Technologies. Langkah ini diambil setelah pemerintah Cina menyatakan menghentikan pembelian barang-barang pertanian dari AS.
"Sentimen ini diperkirakan akan melemahkan laju IHSG pada kisaran support 6.269/6.255/6.230 dan resistance 6.307/6.333/6.346," tulis Valbury, dalam risetnya, Senin (12/8/2019).
Pendapat berbeda disampaikan William Surya Wijaya, Director Indosurya Sekuritas. Menurutnya, IHSG masih berpotensi menguat pada perdagangan hari ini karena masih ditopang oleh arus modal masuk sepanjang tahun berjalang ke pasar saham domestik.
"Kuatnya fundamental perekonomian yang terlihat dari data data perekonomian terlansir sejauh ini berpeluang menguatkan laju IHSG," kata William, Senin (12/8/2019).
Indosurya memprediksi, laju IHSG diperkirakan bergerak pada level 6.231 - 6.372. (hps/hps)
https://ift.tt/2ZTQvGj
August 12, 2019 at 03:43PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masih Terdampak CAD Bengkak, IHSG Diprediksi Melemah"
Post a Comment