Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat tajam di pasar spot pada perdagangan Senin kemarin (16/9/19) setelah mencatat penurunan harga selama 3 pekan berturut-turut. Potensi terjadinya Perang Teluk III membuat emas yang menyandang status aset aman (safe haven) kembali bersinar.
Pada Senin pukul 07:44 WIB kemarin, mengacu data Refinitiv, harga emas dunia naik 1,29%. Harga sang logam mulia menyentuh titik tertinggi sejak 5 September.
Investor memburu emas karena kekhawatiran terhadap tensi di Timur Tengah yang meninggi. Sabtu, akhir pekan lalu, fasilitas pengolahan minyak mentah milik Saudi Aramco, raksasa migas asal Arab Saudi, diserang oleh pesawat tanpa awak (drone). Lagi-lagi Iran menjadi tersangka utama.
Serangan ini menyebabkan kebakaran di dua fasilitas milik perusahaan minyak tersebut. Sekitar 10 drone menyerang salah satu ladang minyak terbesar Arab Saudi di Hijra Khurais dan fasilitas pemrosesan minyak mentah di dunia di Abqaiq.
Pemberontak Houthi mengklaim serangan tersebut, tetapi AS justru mengatakan Iran ada di balik serangan tersebut. Menteri Dalam Negeri AS, Mike Pompeo menuduh Iran meluncurkan serangan terhadap pasokan energi dunia yang belum pernah terjadi sebelumnya, melansir CNBC International.
Tuduhan dari AS tersebut tentunya kembali meningkatkan ketegangan dengan Iran. Presiden Trump kini menyatakan bersiap untuk memberikan serangan balasan, tapi masih menunggu Pemerintah Arab Saudi memastikan siapa pelakunya.
Teheran tentu tidak terima atas tuduhan tersebut. Abbas Mousavi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan bahwa tudingan AS dan sekutunya tidak berdasar.
Bahkan Iran siap apabila harus berperang dengan AS dan sekutunya. Amarali Hajizadeh, Kepala Staff Angkatan Udara Garda Revolusioner Iran, mengungkapkan pangkalan AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan misil mereka.
"Semua orang harus tahu bahwa seluruh basis pangkalan AS dan kapal induk mereka dalam jarak lebih dari 2.000 km di sekitar Iran masuk dalam cakupan misil kami. Iran selalu siap untuk perang dalam skala penuh," tegasnya, seperti diwartakan Reuters.
Dari sisi analisis teknikal, harga emas dunia masih berpotensi menguat.
![]() Sumber: investing.com |
Berdasarkan pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 (moving average 8 hari) dan di atas MA 21 serta MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dan berada di dekat wilayah beli (overbought).
Maka selama bertahan di atas level psikologis US$ 1.500/US$, emas berpeluang kembali menguat dengan resisten (tahanan atas) terdekat di kisaran US$ 1.506/US$.
Penembusan dan gerakan konsisten di atas level tersebut akan membawa emas naik US$ 1.512/US$. Resisten selanjutnya jika level tersebut ditembus adalah US$ 1.512/US$.
Sementara jika kembali ke bawah US$ 1.500, emas berpotensi turun ke area US$ 1.494/US$. Peluang ke area US$ 1.490/troy ons menjadi terbuka jika logam mulia juga menembus US$ 1.494/troy ons.
LANJUT HALAMAN 2: Harga emas Antam bagaimana?
(tas/tas)https://ift.tt/30oUKsZ
September 17, 2019 at 02:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ancaman Perang Teluk III, Harga Emas Dunia Bisa Rekor Lagi"
Post a Comment