Search

The Fed Bakal Dovish, Straits Times Dibuka Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Singapura dibuka menguat tipis seiring dengan rilis data neraca perdagangan Agustus yang menunjukkan hasil positif dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sayangnya tak lama berselang, indeks Straits Times (STI) langsung melipir ke zona merah dikarenakan besar kemungkinan Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) tidak akan memangkas suku bunganya bulan ini.

STI dibuka naik 0,07% ke level 3.206,32 poin. Namun, seiring berjalannya waktu sudah masuk ke zona merah, di mana pada pukul 08:27 WIB tercatat melemah 0,26% menjadi 3.195,44 poin.

Data pasar menunjukkan dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 8 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 16 saham melemah, dan 6 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Pada Agustus, Negeri Singa membukukan surplus neraca perdagangan sebesar S$ 3,79 miliar yang merupakan capaian tertinggi sejak Mei 2019, dilansir Trading Economics. Peningkatan tersebut disokong oleh pertumbuhan ekspor dan impor non migas yang lebih baik dari ekspektasi pasar.

Ekspor non migas Singapura tercatat hanya turun 8,9% secara tahunan, lebih kecil dari konsensus pasar yang memproyeksi penurunan 12% YoY. Sedangkan impor tercatat tumbuh positif 6,7% YoY yang juga di atas konsensus pasar yang memproyeksi kenaikan tipis 2,5% secara tahunan, dilansir Trading Economics.

Meskipun rilis data ekonomi terbaru Negeri Singa menggembirakan, sentimen tersebut gagal mengungguli kekecewaan pelaku pasar bahwa peluang The Fed tidak memangkas federal funds rate (FFR) pada pertemuan bulan ini semakin besar.

Melansir situs CME Fedwatch, probabilitas The Fed memotong FFR 25 basis poin (bps) hanya sebesar 64,6% dari seminggu yang lalu tercatat peluang pemangkasan mencapai 94,6%. Sedangkan probabilitas The Fed mempertahankan suku bunga di level 2% - 2,25% sebesar 35,4%.

Melesatnya harga minyak dunia menjadi salah satu faktor yang dapat membuat Gubernur The Fed Jerome Powell memilih untuk mempertahankan FFR. Pasalnya, kenaikan harga minyak dapat mendorong pertumbuhan inflasi.

"Meskipun dorongan inflasi dari harga minyak ke harga inti kecil, lonjakan harga secara keseluruhan digabung dengan tanda-tanda bahwa inflasi inti sudah memanas, dapat membuat The Fed lebih sulit untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut," ujar Beth Ann Bovino, kepala ekonom AS di S&P Global Ratings, dikutip dari CNBC International.

Jika The Fed tidak memangkas suku bunga, maka instrumen berbasis dolar tetap menarik bagi pelaku pasar dibandingkan dengan aset-aset di kawasan Asia, seperti Singapura.

Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi lainnya dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/32KHksL
September 17, 2019 at 03:35PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "The Fed Bakal Dovish, Straits Times Dibuka Merah"

Post a Comment

Powered by Blogger.