
Indeks Straits Times dibuka naik 0,06% ke level 3.126,43 indeks poin, namun seiring dengan berjalannya waktu Straits Times mulai memperlebar penguatannya.
Data pasar menunjukkan dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, 16 saham yang mencatatkan kenaikan harga, 9 saham melemah, dan 5 saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Pada pagi hari ini euforia kesepakatan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia masih mampu menjadi katalis positif yang mendorong bursa saham acuan Negeri Singa bergerak di zona hijau.
Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He bertemu pada Jumat pekan lalu d Washington dan mengumumkan jika perundingan antara keduanya memberikan hasil "kesepakatan fase satu yang sangat substansial," sebagaimana dilansir CNBC International.
Kesepakatan mencakup pembahasan terkait kekayaan intelektual dan jasa keuangan, serta pembelian produk pertanian AS sekitar US$ 40 miliar-50 miliar oleh China. Negeri Paman Sam juga setuju untuk menangguhkan kenaikan tarif yang sebelumnya akan diberlakukan hari ini.
"Saya sepakat untuk tidak menaikkan tarif bea masuk dari 25% menjadi 30% pada 15 Oktober. Hubungan dengan China sangat baik, kami telah menyelesaikan fase pertama dari kesepakatan, dan segera berlanjut ke fase kedua. Fase pertama bisa ditandatangani segera!" cuit Trump melalui utas (thread) di Twitter.
Namun, Bloomberg melaporkan bahwa China ingin mengadakan diskusi lebih lanjut sebelum menandatangani teks perjanjian kesepakatan dagang dengan AS.
Mendengar informasi tersebut, tentu investor kembali waspada karena ini artinya masih ada peluang bahwa China tidak akan menandatangani perjanjian.
Di lain pihak, sentimen positif lainnya yang turut mendongkrak kinerja Straits Times adalah rilis data ekonomi Singapura, di mana pembacaan awal laju pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga tumbuh positif 0,6% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Untuk diketahui pada kuartal II-2019, ekonomi Negeri Singa terkontraksi 2,7% secara kuartalan, dilansir Trading Economics.
Kemudian, Otoritas Moneter Singapura (MAS) menetapkan kerangka kebijakan bulanan dengan menurunkan kisaran penguatan nilai tukar mata uang alias melemahkan dolar Singapura agar dapat mendorong pertumbuhan ekspor. Pasalnya, ekspor merupakan roda ekonomi penting bagi Singapura yang menerapkan sistem ekonomi terbuka.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Negeri Singa.
TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/hps)
https://ift.tt/2B8MQKa
October 15, 2019 at 03:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Damai Dagang AS-China Mungkin Batal? Straits Times Naik Tipis"
Post a Comment