Search

Makna di Rumah Saja - ayosemarang.com

AYOSEMARANG.COM – Jagat media sosial ramai oleh pemberitaan Covid-19. Tagar (#dirumahaja), yang menjadikan orang tidak ke mana-mana, dan seharusnya tidak tahu apa-apa, tetapi malah terang benderang tahu apa saja informasi yang terjadi di sekitarnya secara kekinian.

Mulai dari informasi bersekala nasional, regional, bahkan ruang privasi yang ‘seharusnya’ terjaga kerahasiaannya. Namun pada akhirnya, terbongkar juga identitas who yang ODP, PDP, maupun yang positif Covid-19.

Penulis kadang merasa geli dengan status yang di share antar group satu ke group yang lainnya. Dikira, dengan men-share status yang didapat, tanpa terlebih dahulu kroscek/tabayun, sudah sahih dan bisa diteruskan (forward) begitu saja kepada lainnya, untuk diterima sebagai konsumsi yang justru membingungkan, meresahkan, hingga menghawatirkan untuk diri kita sendiri.

Apalagi, teks berita yang berpindah bila tidak ditelaah dengan baik, justru akan mencuci otak kita pada prasangka buruk berjamaah secara cepat dan masif. Itulah kelebihan jagat media sosial yang kita punya dan turut kita mainkan lewat jemari lentik kita.

Covid-19, telah menjadi bola liar yang memaksa kita memantengi gadget jagat media sosial yang kita miliki. Semua group yang kita punyai (belasan hingga puluhan) sibuk mendeskripsikan update Covid-19, aneka obat, serta cara menangkal yang kadang ‘diragukan’ kebenarannya.

Inilah tantangan kita sebenarnya. Mau ikut larut mengantisipasi penyebaran Covid-19, atau justru malah berperan, memperkeruh simpang siur tentang wabah tersebut. Apa tidak lebih baik dicukupkan saja dari kita! Dunia dan Indonesia (khususnya) ini, tengah dilanda wabah Covid-19. Jadi, mari bersatu melawan dengan memutus mata rantainya.

Stay at home memang akan memunculkan kebosanan yang akut bila kita tidak siap memproduksi aktivitas yang bernilai positif. Alhasil, satu-satunya jalan kebanyakan adalah hanya duduk manis memantengi gadget untuk kemudian ikut berkomentar.

Maka tidak jarang, pertengkaran wacana terjadi di sini. Silang informasi yang tidak terverifikasi ke-sahiha-nya ikut memperkeruh suasana kekeluargaan person to person yang ada dalam sebuah group.

Tentu, bila kita ingat, Covid-19 adalah musuh bersama. So, cobalah untuk melakukan upaya edukatif dari anggota keluarga terdekat. Mulai dengan hanya menyaksikan atau melihat informasi yang benar, tervalidasi oleh situs resmi, agar menjadikan benar pula mindset berpikir kita.

Jika kemudian terkait aktivitas, walau hanya di rumah, coba buat semenarik mungkin. Karena bisa jadi, wabah yang terjadi saat ini adalah satu bentuk penyadaran masif kita untuk kembali memperhatikan keluarga (istri, anak) dan bahkan rumah kita sendiri yang tidak jelas perawatannya.

Bisa jadi pula, momen di rumah saja ini adalah sarana kita belajar kembali memperbanyak baca buku-buku yang hanya kita beli, namun luput dari membaca. Bisa juga di rumah saja, sarana memperdalam kemampuan membaca Alquran yang lama kita abaikan, walau satu, dua, tiga dan seterusnya kitab suci Alquran telah kita miliki. 

Di rumah saja, bisa pula menjadi tukar informasi positif sesuai kemampuan akademis yang dimiliki tentang bagaimana menyelesaikan persoalan anak saat kecanduan sesuatu. Bisa pula, di rumah saja, menjadi media untuk merumuskan karya tulis berjamaah tentang bagaimana memola keluarga agar tetap mau, konsisten belajar melalui teladan langsung kedua orang tuanya.

Hal itu sebagaimana penandasan Agus Wibowo dalam bukunya Pendidikan Karkater: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, (2012:122), bahwa dikatakan orang tua itu seorang panutan yang baik manakala ia selalu bersikap konsisten pada apa yang ditanamkannya.

Terlebih, kebiasaan belajar yang diasah bersama akan menjadi sesuatu yang tak ternilai. Hal ini sebagaimana kata bijak Mush’ab bin Zubair di buku Mahfuzhat (2018:78) yang mengatakan, “Pelajarilah ilmu, kalau kau memiliki harta, maka ilmu itu akan menjadi perhiasan bagimu. Kalau kau tidak memiliki harta, maka ilmu akan menjadi harta bagimu”.

Tentu, bila hal di atas berjalan, sedikit kebosanan selama wabah Covid-19 akan bisa terkurangi. Kekhawatiran akan wabah tersebut tidak lalu melahirkan kerisauan dan penyakit psikis baru.

Justru di rumah saja, adalah ujian kita meng-upgrade konsep berkeluarga yang lama ‘lalai’ akibat pekerjaan dan pekerjaan. Bahkan di rumah saja, adalah sejauhmana kita sebagai keluarga memperbaiki proteksi ‘anggota’ keluarga dalam hal edukasi kesehatan.

Semoga, hikmah positif atas wabah yang terjadi selalu menjadi nalar sehat kita, tumbuh, untuk memperbaiki ruang lingkup terkecil kita bernama keluarga.

Penulis: Usman Roin, Pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Tengah, anggota Mejelis Pembina PRIMA DMI Jateng, dan Guru Ekskul Jurnalistik SMP IT PAPB Semarang.

Let's block ads! (Why?)



"rumah" - Google Berita
April 11, 2020 at 01:09PM
https://ift.tt/3c7Jojm

Makna di Rumah Saja - ayosemarang.com
"rumah" - Google Berita
https://ift.tt/35A6ag5
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Makna di Rumah Saja - ayosemarang.com"

Post a Comment

Powered by Blogger.