Search

Miris! 3 Pabrik Baja Tutup, Terungkap 4 Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) mencatat terdapat tiga pabrik baja tutup. Penyebab utamanya adalah serbuan produk impor. Ini masalah klasik yang belum terpecahkan.

"Ada tiga perusahaan berhenti. Coated sheet 1 memberhentikan, 3 mengurangi kapasitas. Yang peningkatan kapasitas tadi, juga mengerem. Dengan utilisasi rendah di Indonesia, untuk apa investasi di Indonesia," kata Direktur Eksekutif IISIA Yerry Idroes kepada CNBC Indonesia, pekan ini.

Ada beragam persoalan yang dihadapi oleh industri baja nasional. Ketua Umum IISIA Silmy Karim yang juga Dirut PT Krakatau Steel Tbk telah mengungkapnya.


Dalam paparannya yang berjudul "Strategi Industri Baja untuk Menjadi Bagian dari Value Chain Industri Otomotif Nasional", Silmy menunjukkan ada masalah-masalah krusial pada industri baja di dalam negeri, saat ini.

Pertama, Permendag Nomor 110 tahun 2018 tentang ketentuan impor besi baja dan baja panduan dan produk turunannya, yang sebelumnya diatur pada Permendag Nomor 22 tahun 2018, yang menyebabkan penghapusan pertimbangan teknis sebelum impor baja. Karena itu, impor baja semakin mudah dan tidak ada sistem kontrol izin impor.

Kedua, praktik menghindari terutama dalam impor baja, antara lain praktik pengalihan pos tarif impor (HS Code) baja karbon menjadi paduan.
Foto: Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), Silmy Karim (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Selain itu, baja karbon untuk konstruksi dialihkan menjadi baja paduan dengan harga yang lebih murah dari baja karbon.


Harga baja paduan impor dari China sangat murah. Mengapa begitu? Ini karena eksportir di sana mendapatkan keunggulan tax rebate atau insentif sebesar 9%-13%. Negara pemasok baja impor khususnya China terhindari dari bea masuk anti dumping 20% karena ada perdagangan bebas ASEAN-China atau ACFTA.

Ketiga, kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memicu perang dagang membuat produk-produk baja impor China yang biasa masuk ke Amerika Serikat (AS) menjadi tak bisa masuk lagi. China pun mengalihkan pasar ke Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

Keempat, hadirnya perdagangan bebas, membuat bea masuk umum atau most favoured Nation (MFN) untuk produk baja telah diturunkan dan sampai 0%.

Tekanan ke industri baja masih dirasakan pengusaha sampai sekarang. Ini terkait juga dengan tingkat utilisasi yang rendah, penerapan SNI yang belum efektif. Utilisasi kapasitas baja berkisar di antara 33-66%.

Tutupnya tiga pabrik disertai juga merembet ke masalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sementara, perusahaan lain disebut akan mengambil langkah untuk tidak meningkatkan kapasitasnya.


"Masalah ini harus kita waspadai. Kalau tidak ada kebijakan yang clear, pertama, investasi [...] Kedua, utilisasi rendah, PHK, bahkan ada sinyal dari anggota kami untuk tidakmeningkatkankapasitasnya,"kataYerry. (tas/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2rf3RRi
November 21, 2019 at 03:56PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Miris! 3 Pabrik Baja Tutup, Terungkap 4 Alasannya"

Post a Comment

Powered by Blogger.