Hari ini, CT ARSA Foundation menggelar gathering, dengan banyak kisah inspiratif yang menggunggah orang untuk bisa ikut berperan di dalamnya, dan ikut memutus rantai kemiskinan.
Acara gathering 'sharing inspiratif' ini digelar di Menara Mega Syariah di Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (1/2/2019). Ratusan pegiat CT ARSA dan siswa Sekolah Ungulan CT ARSA mengikuti acara ini.
Anita selaku Ketua CT ARSA Foundation mengundang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, sampai Psikososial, Seto Mulyadi, menjadi pembicara dalam acara tersebut.
"Saya di sini mau memperkenalkan semua yang ada di CT ARSA Foundation. Mungkin yang lain sudah tahu perkembangan CT ARSA Foundation. Di mana kita sudah berdiri sejak tahun 2005," kata Anita dalam sambutannya.
Foto: Ketua CT ARSA Foundation Anita Ratnasari Tanjung dalam acara CT Arsa Gathering 2019 'sharing inspiratif' (Wahyu Daniel-CNBC Indonesia)
|
Anita, istri pengusaha nasional Chairul Tanjung, memaparkan CT ARSA kini sudah berusia 14 tahun. "CT ARSA sudah 14 tahun, sudah lebih lama dari CNBC. Tetapi kalau CNBC sudah banyak yang tahu, tapi CT ARSA masih ada yang nggak tahu," kata Anita.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah relawan yang berperan membantu kegiatan CT ARSA, mulai dari guru-guru pendidikan anak usia dini (PAUD), relawan bencana, hingga relawan regional CT ARSA.
Dalam acara itu Anita bercerita soal awal CT ARSA membangun boarding school untuk 500 anak korban tsunami Aceh di Medan. Nama sekolah itu tak lain Anak Rumah Madani.
"Setelah itu berkembang, pada tahun 2010 kita merekrut anak anak yang benar-benar tidak mampu. Tahunya bagaimana? Itu dengan adanya tes, dilakukan tes. Setelah mereka lulus dari tes kita jemputin satu-satu, supaya kita benar-benar pasti buat yang kita rekrut benar-benar anak yang tidak mampu, tetapi pintar," papar Anita.
"Nah anak-anak itu sekarang alhamdullilah, 95% dari anak didik CT ARSA Foundation masuk ke perguruan tinggi top di Indonesia. Masuk UI, IPB, ITB, dan lain sebagainya. Itu adalah suatu kerja keras proses yang dilalui CT ARSA foundation," ungkapnya Bangga.
CT ARSA juga sudah melakukan pertukaran pelajar sampai ke Amerika, Korea, Singapura, Belanda, Jepang dan lainnya. Mereka juga mengikuti sejumlah olimpiade pendidikan.
Foto: Ketua CT ARSA Foundation Anita Ratnasari Tanjung dalam acara CT ARSA Gathering 2019 'sharing inspiratif' (Wahyu Daniel-CNBC Indonesia)
|
"Jadi sekarang CT ARSA foundation mempunyai tiga boarding school, di mana siswa di medan jumlahnya hampir 1.000 anak sementara di Sukoharjo kami rekrut 200 anak tiap angkatan. Kami berharap nantinya akan lebih anak-anak masuk 100% masuk perguruan tinggi negeri. Seperti yang dicontohkan di Medan," harapnya.
"Ini adalah gambaran, kita tidak hanya bicara atau janji janji, tapi ini adalah bukti nyata kerja keras pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. Di mana kami sudah berkomitmen akan sekuat tenaga kami untuk bisa mereka sukses. Karena visi dari CT ARSA foundation adalah memutus mata rantai kemiskinan dengan pendidikan dan kesehatan berkualitas. Karena mereka adalah agen agen perubahan bangsa. Pendidikan adalah basic untuk kemajuan negara ini, " imbuhnya.
Anita meneguhkan, komitmen CT ARSA membangun sekolah-sekolah dari Sabang-Merauke. "Kita akan bangun sekolah sekolah ribuan bahkan jutaan. Karena kemajuan bangsa ini apabila mereka dapat pendidikan berkualitas. Itu tadi ada dari pendidikan," tegasnya.
Yang kedua adalah remote area. "Kemarin sambil membuat buku keliling, tapi kami juga menyempatkan diri untuk membangun sekolah. Banyak sekali yang harus dibangun di remote area. Bahkan saya dengar mereka belum memakai sepatu bahkan papan tulisannya pakaian pohon. Ini sebenarnya sangat mengenaskan. Ini tekad kami untuk sama sama membangun pembangunan-pembangunan sekolah di daerah remote area," lanjutnya.
Selain itu CT ARSA juga mengoperasikan mobil pintar, mobil iqra, mobil multimedia. Ini upaya menghampiri pemulung-pemulung agar mereka juga bisa menikmati pengetahuan yang ada sekarang.
"Ini mungkin banyak yang belum tahu, Arsa ini adalah perajin di daerah terpencil, jadi kita langsung ambil barang barang ke perajinnya. Saya masukan ke Trans Hotel di Bandung dan di Bali. Insyaallah kalau berkembang akan di masukan ke Transmart, dan juga Metro Departement Store," ungkapnya.
"Hasilnya, misalnya saya beli di daerah terpencil, lalu saya jual ke hotel hotel tersebut, 100 persen hasil penjualan itu digunakan untuk korban bencana alam. Kami tidak memungut, 0,1 persen, enggak. 100 persen untuk korban bencana alam. Alhamdullilah mereka sudah menghadirkan profit kurang lebih Rp 350 juta. Hasil ini Akan langsung kami donasikan ke Palu dan Banten. Dalam waktu dekat kami ke sana," ujarnya.
Ia kemudian mengundang pengurus Mitra Netra ke depan. Anita mengungkap telah mendonasikan Rp 500 juta yang merupakan hasil CT ARSA fun run.
Anita lantas mengapresiasi komunitas Arsa yang tersebar di pelosok nusantara. "Ini adalah relawan yang bekerja tulus ikhlas. Mereka beli sendiri kaosnya, melakukan survei juga, merekq membeli kebutuhan anak anak, mengajar juga. Kita dari CT ARSA tidak memberikan apa-apa ke mereka," katanya.
"Ini adalah yayasan nonprofit ini pengabdian kita untuk bekerja keras sesuai visi kita masing-masing. Saya mau pendidikan mengubah bangsa ini jadi bangsa yang kuat. Saya ingin yang bergabung di CT ARSA melakukan dengan passion. Semoga di tahun 2019 berjuang, berjuang, dan berjuang. Semua adalah role model, kalian adalah panutan. Panutan diri sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa ini sendiri," pungkasnya. (wed/dru)
http://bit.ly/2TryUCk
February 01, 2019 at 08:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Inspiratif Anita Ratnasari Kembangkan CT ARSA"
Post a Comment