Search

Ekonomi Lesu dan Penampakan Toko Elektronik yang Sepi

Jakarta, CNBC Indonesia - Barang-barang elektronik hanya menjadi pajangan di toko. Aktivitas jual-beli terpantau lengang atau sepi pembeli di tempat perbelanjaan Jakarta.

Sejumlah pedagang merasakan lengangnya kunjungan sejak tiga bulan terakhir. CNBC Indonesia pekan lalu menyambangi Pusat Grosir Cililitan (PGC), toko-toko elektronik di Pasar Kramat Jati, hingga Plaza di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur.


Sebagian besar pegawai toko gawai yang beradai di lantai 3 PGC hanya terlihat duduk menyaksikan layar gawai lantaran tak ada pengunjung yang mesti dilayani.

Lorong-lorong kecil yang menjadi jalan di antara deretan toko tak menampakan lalu lalang yang berarti, apalagi pelanggan yang berdesakan. Deretan bangku yang disediakan untuk pengunjung masih tertata rapi di depan etalase toko.

"Ini sepi. Pengunjung sekarang turun hampir 50 persen," kata Mia, pemilik toko HP Store kepada CNBC Indonesia, pekan lalu (6/11/2019).

Faris, promotor merek gawai yang bertugas di toko Asia Cellular mengaku hal ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Tingkat kunjungan mulai naik saat akhir pekan. Namun, itu bukan sepenuhnya kabar menggembirakan.

"Pengunjung yang mampir saat akhir pekan juga hanya tanya-tanya, belum tentu membeli," ujar Faris.

Pedagang elektronik di kawasan Kramat Jati yang menjadi lokasi pasar tradisional dan ritel modern juga mengalami nasib serupa. Lalu-lalang orang di sana hanya menjadi tontonan Dedy, penjual produk elektronik di toko Kusuma Jaya.

Seorang pelanggan masuk ke tokonya sebelum kami berbincang dengan Dedi. Tatapi, kurang dari satu menit, calon pembeli itu beranjak keluar tanpa membeli apapun. Pelanggan semacam ini cukup jamak dihadapi Dedi.

"Penjualan mulai turun setelah bulan Juni mendekati memasuki sekolah, setelah itu pengunjung yang datang turun," kata Dedy yang menjual produk elektronik mulai dari AC, TV dan kulkas.

Pengelola ritel elektronik modern yang enggan namanya disebutkan mengalami nasib yang kurang lebih sama. Kalau pun ramai di akhir pekan, pelanggan sekadar melintas untuk 'cuci mata' melihat produk-produk elektronik yang dipajang.


Lesunya aktivitas perekonomian seperti pedagang elektronik di pasar, bersamaan dengan catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2019 yang hanya mampu bergerak di angka 5,02% atau dalam tren melambat.

Vice President Corporate Affair PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) Kang Hyun Lee termasuk mengakui kondisi ekonomi Indonesia di mata pengusaha memang sedang sulit, bahkan ia menggunakan istilah 'menderita' saat menjual produk elektronik saat ini di pasar domestik.

"Kondisi ekonomi Indonesia belakangan selama 3 tahun walaupun di atas 5% tumbuh, dari industri merasa tak begitu happy, karena daya beli cenderung turun, ini mungkin ada efek dari internasional. Di Indonesia sangat menderita untuk menjual lokal market," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2019).

Pihak pengelola PGC, Ian Wisan mengatakan lengangnya pusat perbelanjaan adalah konsekuensi dari perubahan gaya berbelanja masyarakat dari fisik menuju online. Ia tak sependapat jika dikaitkan dengan ekonomi yang sedang melambat.

"Ekonomi tidak lesu, jadi shifting saja, orang biasa belanja ke mal, sekarang ke online. Pertumbuhan ekonomi 5,02 persen, hampir samalah [dengan periode sebelumnya], jadi switching saja," kata Ian kepada CNBC Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/32A9B4W
November 11, 2019 at 02:12PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ekonomi Lesu dan Penampakan Toko Elektronik yang Sepi"

Post a Comment

Powered by Blogger.