Melihat ketegangan yang mulai berkurang di Inggis tersebut, dolar AS mulai dipukul mundur oleh mata uang kuat dunia lainnya. Hal ini tercermin dari indeks dolar (DXY). Hingga pukul 18:43 WIB DXY melemah 0,02% di level 96.04.
Euro merupakan mata uang kuat euro zone yang sering dibandingkan dengan dolar AS. Bobotnya paling besar di atas 50% lebih.
Kendati hari ini mengalami pelemahan, dolar AS secara teknikal, masih cenderung lebih menguat dari euro. Hal ini terlihat dari posisinya yang bergerak di atas nilai rata-ratanya selama lima hari (moving average/MA5).
Sumber: Refinitif
|
Ruang penguatan dolar AS masih terbuka mengingat belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
Penguatan dolar AS dapat saja berlanjut mengingat masalah di Inggris belum selesai, karena tenggat waktu semakin dekat menuju tanggal resmi keluarnya Inggris dari Uni Eropa yaitu 29 Maret 2019. Inggris bisa saja keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa-apa (No Deal Brexit) jika proposal yang kembali diajukan pemerintah kembali tidak disetujui parlemen.
Jika tak ingin No Deal Brexit terjadi, May harus bekerja keras untuk mengamankan dukungan dari parlemen atas kesepakatan Brexit yang diajukannya. Pasalnya, Uni Eropa sudah mengatakan bahwa tidak ada opsi renegosiasi pasca mendengar bahwa May kalah telak dalam pemungutan suara atas proposal Brexit.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/tas)
http://bit.ly/2FHffuq
January 18, 2019 at 02:42AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Masih Terlalu Tangguh bagi Euro"
Post a Comment