
Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani mengatakan, hal itu terlihat dari profil tenaga kerja di Indonesia. Dari 127 juta orang angkatan kerja, 41% diantaranya merupakan tamatan SD dan 18% tamatan SMP.
"Ini profil yang cukup mengkhawatirkan ya. Kalau kita bicara 4.0, kalau kompetisi rendah seperti ini, ini akan menjadi suatu masalah. Terlihat bahwa mayoritas angkatan kerja juga lebih banyak di sektor informal. Dengan begitu maka akan sulit melakukan upscalling dan retraining," ungkap Haryadi dalam acara Seminar dan Dialog Nasional bertema Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia, Senin (14/1/2019).
Di sisi lain, lanjut Haryadi, di tahun-tahun sebelumnya terjadi pembiaran atas penyelarasan dan penyesuaian (mix and match) baik latar belakang jenjang pendidikan dan kesenjangan sesuai bidang kerja. Hal ini disebabkan persoalan upah minimum, menurut Haryadi, tidak pernah diselesaikan dengan baik.
Alhasil, perusahaan tidak memiliki waktu melakukan matching antara kemampuan akademik pegawai dan bidang pekerjaannya. Hal ini yang menyebabkan kurva dari dunia usaha kian menyempitnya lapangan kerja yang tersedia.
"Kami alami sendiri saat lakukan program training untuk vokasi. Jadi, selama 2017 Apindo dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) melakukan pemagangan nasional dari 56 ribu peserta. Tapi tenaga kerja yang bisa terserap sangat kecil kurang dari 20%," tambah Haryadi.
Pada kesempatan yang sama, di depan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Haryadi menjabarkan keprihatinannya dalam bidang investasi yang masuk ke Indonesia baik dari perusahaan dalam atau luar negeri.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tambah Haryadi, dari tahun ke tahun penyerapan tenaga kerja terhadap nilai investasi semakin susut. Pada 2010 tercatat per Rp1 triliun investasi yang ditanam bisa menyerap 5.020 orang tenaga kerja. Angka itu turun di 2016, tinggal hanya menyerap 2.200 tenaga kerja per Rp1 triliun investasi. Padahal, dari segi nilai investasi pada 2010-2016 mengalami kenaikan tiga kali lipat dari 2010 ke 2016.
"Ini berlanjut ke 2018. Kami perkirakan juga susut lagi. Perlu diingat sepanjang 2018 investasi juga besar di bidang e-commerce," pungkasnya.
(dru)
http://bit.ly/2CluSEs
January 14, 2019 at 07:46PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hari Gini 41% Pekerja RI Tamatan SD, Pengusaha pun Khawatir"
Post a Comment