Alasannya, pemakaian kendaraan listrik, dinilai mampu menekan impor BBM yang kian membengkak, sekaligus ramah lingkungan, dan dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
"Melalui kendaraan bermotor listrik, kita juga dapat mengurangi pemakaian BBM (bahan bakar minyak), mengurangi ketergantungan pada impor BBM yang berpotensi menghemat kurang lebih Rp 798 triliun," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Adapun, Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan menekankan mobil listrik merupakan suatu keharusan demi meningkatkan ketahanan energi nasional.
Mobil listrik, kata dia, bakal membantu pemerintah untuk kurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Apalagi kondisinya kini produksi minyak RI cuma di kisaran 800 ribu barel per hari (bph) atau bahkan kurang, sementara konsumsi bisa mencapai 1,3 juta hingga 1,4 juta barel per hari.
Kalau ini dibiarkan dan tidak pakai mobil listrik, mungkin 15 tahun lagi konsumsinya bisa 2 juta barel," kata Jonan saat wawancara khusus bersama CNBC Indonesia, saat dijumpai di kantornya, di Kementerian ESDM, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, ia mengatakan, akan jauh lebih sulit untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri yang sebesar 800 ribu bph tersebut untuk mengejar kebutuhan 2 juta barel. Sehingga, ia menilai mobil listrik adalah solusinya.
"Listriknya dari mana? Energi listrik kan dari batubara dalam negeri, geothermal dalam negeri, gas dalam negeri, angin dalam negeri, air dalam negeri, matahari dalam negeri, biomassa, semuanya mayoritas dalam negeri, sehingga tidak perlu melakukan impor energi," tutur Jonan.
Adapun, dengan meningkatkan ketahanan energi nasional, lanjut Jonan, sekaligus bisa menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah.
"Meningkatkan ketahanan energi nasional, supaya Rupiahnya juga tidak terombang-ambing," pungkas Jonan.
http://bit.ly/2R1ZnEs
January 21, 2019 at 08:48PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Juru Selamat RI dari Jeratan Impor BBM: Mobil Listrik!"
Post a Comment