
Memang, minggu ini merupakan 'minggu ceria' bagi sebagian besar pasar keuangan di Asia. Rajanya adalah Indeks Kospi yang berhasil mendaki 2,35%, disusul oleh bursa saham Shanghai dengan kenaikan 1,65% sebagai posisi runner-up. Tak mau ketinggalan, Hang Seng menguat 1,59%, Nikkei naik 1,5%, Straits Times bertambah 0,8%, dan KLCI juga naik 0,53%. Hanya indeks SET (Thailand) yang membukukan pelemahan sebesar 0,83% pekan ini.
Sentimen pada minggu ini digerakkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah aura positif yang semakin kuat perihal damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Pada 7-9 Januari 2019, perwakilan kedua negara setingkat wakil menteri menggelar perundingan dagang di Beijing. Usai pertemuan tersebut, kedua belah pihak menunjukkan gelagat positif, meskipun hasilnya kurang 'nampol' dengan tidak adanya bentuk kesepakatan yang konkrit.
Pada Kamis sore (10/1/2019), Juru Bicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng mengatakan bahwa ada perkembangan yang dicapai dari perundingan yang telah selesai dilaksanakan. Menurutnya, perkembangan tersebut erat kaitannya dengan isu-isu struktural seperti pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual.
Pernyataan dari Gao Feng setidaknya dapat menenangkan pelaku pasar. Sebab menurutnya pemaksaan transfer teknologi dan perlindungan kekayaan intelektual merupakan permasalahan yang terbilang sulit untuk dipecahkan .
Selanjutnya, Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (14/1/2019) semakin menambah optimisme pasar dengan mengatakan bahwa China ingin bernegosiasi dan perbincangannya berlangsung dengan baik.
"Kami melakukannya (perbincangan) dengan sangat baik dengan China," kata Trump di Gedung putih kepada reporter, mengutip Reuters.
"Saya rasa kami akan dapat mencapai kesepakatan dengan China."
Tidak berhenti sampai disitu, hari Kamis (17/1/2019), Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Wakil Perdana Menteri Liu He yang merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara akan berkunjung ke Washington pada 30 dan 31 Januari.
Liu He dikabarkan akan bertemu dengan dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, yang juga merupakan tokoh penting dalam negosiasi dagang kedua negara.
Bahkan, Wall Street Journal melaporkan bahwa beberapa orang sumber mengungkapkan Liu akan berdiskusi dengan Mnuchin mengenai kemungkinan penghapusan bea masuk untuk berbagai produk made in China. Walaupun kemudian dibantah oleh Kementerian Keuangan AS, pelaku pasar tetap menaruh harapan yang besar bahwa hal tersebut akan bisa direalisasikan.
Selain itu, sikap bank sentral AS (The Fed) yang terkesan menjadi makin dovish juga memicu aksi beli pada kawasan negara berkembang, yang salah satunya adalah Asia Tenggara.
Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida pada hari Senin mengatakan bahwa bank sentral akan bersabar dalam mengambil kebijakan pada tahun ini seiring dengan adanya perlambatan ekonomi di luar AS, walaupun dirinya menilai momentum ekonomi di AS tetap kuat.
"Kita dapat bersabar pada tahun 2019, ada momentum yang baik," kata Clarida, seperti dikutip dari Reuters.
Dirinya menambahkan bahwa The Fed akan memutuskan tingkat suku bunga acuan dengan basis "meeting by meeting" dalam bulan-bulan mendatang.
Seperti yang telah diketahui, Sepanjang tahun 2018, The Fed menaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali (100 bps). Hal tersebut membuat dolar AS seperti minum doping. Bahkan, selepas menggelar pertemuan pada bulan Desember 2018, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 50 bps pada tahun 2019.
Bersamaan dengan komentar Powell dan Clarida, pelaku pasar menjadi ragu bahwa The Fed akan melakukan normalisasi suku bunga acuan tahun ini. Jika benar, maka dolar tidak akan mengulangi kejayaannya seperti tahun 2018.
Namun demikian, ada faktor yang menghambat pertumbuhan indeks pasar saham minggu ini.
Kekhawatiran akan timbulnya 'perang dagang baru' membuat pasar semakin dihantui perlambatan ekonomi.
Gejoak yang datang dari Benua Biru makin mencuat menjelang voting parlemen Inggris terhadap proposal Brexit yang diajukan oleh pemerintahan Perdana Menteri Theresa May.
Benar saja, voting parlemen yang diadakan pada hari Rabu dini hari mencatatkan skor 2 banding 1 atas kekalahan proposal Brexit pemerintah.
Menyusul keputusan tersebut, pimpinan partai buruh Jeremy Corbyn mengajukan pelaksanaan pemungutan suara atas mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan May.
Namun, hasil pemungutan suara masih mempercayakan May sebagai Perdana Menteri. Artinya, Theresa May harus kembali memikirkan jalan keluarnya.
Kini, nasib Brexit masih terkatung-katung, sedangkan jadwal resmi Inggris keluar dari Uni Eropa sudah mepet, yaitu pada 29 Maret 2019 mendatang
Apabila No Deal Brexit sampai terjadi, dampaknya tidak main-main. Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) memperkirakan No Deal Brexit bisa menyebabkan ekonomi Negeri Ratu Elizabeth terkontraksi hingga 8% pada tahun ini.
Bila sampai kejadian, maka dampaknya akan mendunia, sebab Inggris merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke-5 dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa)
http://bit.ly/2sBbRJO
January 19, 2019 at 09:08PM
Bagikan Berita Ini
KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.