Ketika ditanya tentang perang dingin antara GoJek dan Grab, Ridzki tidak ingin memberikan komentar. Justru Ia menekankan bahwa Grab fokus pada customer dan tidak fokus kepada kompetitor.
"Kita sangat fokus pada customer untuk menyediakan layanan terbaik, Indonesia adalah market yang sangat fokus," kata Ridzki Kramadibrata Managing Director Grab Indonesia di acara Partnership Grab dan Warung Pintar, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
"Kita saat ini sudah hadir di 222 kota di Indonesia, terbesar untuk ride hailing transportation bahkan untuk food juga terbesar," tambahnya.
Mengenai pembayaran, Ridzki mengatakan OVO adalah strategic partner dari Grab yang sangat terintegrasi di platformnya namun tetap terbuka dengan layanan lain.
"OVO itu adalah strategic partner dari Grab. Jadi tentunya kerjasama partnership ini menguntungkan customer end user OVO dan Grab," ujarnya. "Sehingga memang kalau dilihat lebih integrated dan programnya lebih berkesinambungan."
Selain OVO, Ridzki menjelaskan Grab terbuka dengan kerjasama lain, namun membutuhkan 1 partner khusus. "Saat ini Grab bisa membayar melalui kartu kredit, lalu bank mandiri jadi salah satu payment partner kita," ujarnya.
Ketika ditanya mengenai potensi partner lain, Ridzki mengatakan "Kita selalu terbuka. Cuma disini memang perlu 1 partnership yang erat untuk membantu cashless payment."
Saat ini ada dua aplikasi transportasi online besar di Indonesia, yakni Grab dan Gojek. Grab menggandeng OVO sebagai dompet digital untuk pembayaran, sementara Gojek mengembangkan Gopay.
Baik Grab dan Gojek maupun OVO dan Gopay sangat terlihat bersaing, baik dari sisi harga hingga pelayanan. Promosi dan discount masih menjadi strategi keduanya untuk mendapatkan customer dan memperluas pasar.
(dob/dob)
http://bit.ly/2WdLxmp
January 24, 2019 at 11:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "'Perang Dingin' OVO Vs Gopay, Ini Strategi Bos Grab"
Post a Comment