Search

RI Kantongi Rp 31,5 T dari 37 Kontrak Gross Split

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah mengklaim, sejak diperkenalkannya skema gross split tahun lalu, sektor hulu minyak dan gas (migas) Indonesia telah meningkat cukup pesat.

Skema gross split pun dinilai semakin atraktif. Apalagi, sudah ada beberapa kontraktor migas yang hijrah ke skema ini. Research Director Wood Mackenzie Andrew Harwood mengatakan, berdasarkan riset dari Wood Mackenzie, memang pihaknya melihat ada respon hangat dari para investor terhadap penawaran wilayah kerja migas Indonesia di 2018.

Ia mengatakan, ada 13 blok eksplorasi baru diberikan dan ini menggembirakan. "Tetapi masih banyak lagi yang dibutuhkan. Hanya terdapat investasi US$ 81 juta dan 3 sumur eksplorasi yang mendapat komitmen perusahaan dari semua blok ini," ujar Andrew kepada CNBC Indonesia ketika dihubungi, Selasa (22/1/2019).


Lalu, sudah berapa banyak memangnya blok migas di Indonesia yang beralih menggunakan gross split?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, kontrak migas yang menggunakan skema gross split sampai saat ini tercatat sudah sebanyak 37 blok. terdiri dari 14 blok hasil lelang, 21 blok terminasi dan dua amandemen kontrak blok. Total komitmen investasi dari ke 37 blok migas tersebut mencapai sekitar Rp 31,5 triliun.

Dua kontrak blok migas yang diamendemen tersebut adalah lapangan Merakes dari blok East Sepinggan dengan operator ENI S.p.A dan lapangan Mako dari blok Duyung yang dioperatori oleh West Natuna Exploration Ltd.

Andrew menilai, ENI S.p.A memegang peranan penting atas kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang berbondong-bondong pindah ke skema kontrak bagi hasil gross split. Pasalnya, KKKS besar asal Italia ini menjadi yang pertama dalam melakukan konversi.

"Salah satu contoh penting adalah konversi ENI pada PSC blok East Sepinggan ke skema gross split. Hal ini memungkinkan raksasa migas Italia tersebut untuk mempercepat pengembangan di lapangan Merakes," ujar Andrew kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Selasa (22/1/2019).

Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebutkan, di awal tahun ini akan ada enam blok yang akan hijrah ke gross split, termasuk dengan blok Duyung salah satunya.

Dengan beralihnya blok Duyung, maka masih ada lima blok lagi yang dikabarkan akan berpindah ke skema kontrak gross split, yakni:

1. Blok Muralim, kontraktor: Dart Energy
2. Blok Tanjung Enim, kontraktor: Dart Energy
3. Blok North Arafura, kontraktor: Mandiri Oil
4. Blok Bungamas, kontraktor: Bunga Mas International
5. Blok Sebatik, kontraktor: Star Energy

Adapun, dari blok-blok tersebut, terdapat satu blok yakni blok Tanjung Enim yang merupakan blok non-konvensional.

"Tanjung Enim merupakan blok non-konvensional pertama yang beralih ke gross split," kata Arcandra.

Ia menuturkan, alasan kontraktor tersebut beralih yakni karena menilai skema gross split merupakan skema yang efisien, tidak berbelit-belit, sederhana, dan memberikan kepastian.

Arcandra pun menyakini, ke depannya akan semakin banyak kontraktor blok migas yang akan beralih ke skema gross split.

"Tahun ini akan bertambah terus (yang beralih ke gross split)," pungkasnya.

(gus)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2Mr1zEX
January 23, 2019 at 09:09PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "RI Kantongi Rp 31,5 T dari 37 Kontrak Gross Split"

Post a Comment

Powered by Blogger.