Jokowi memimpikan Indonesia yang hijau, sekaligus menekan impor BBM yang kian membengkak. Solusi yang ada di kepala sang kepala negara pun loncat dengan mencontoh negara-negara maju; Indonesia harus kebut mobil listrik.
Keinginan ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat terbatas (ratas) dengan topik percepatan program kendaraan bermotor listrik di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Dalam ratas tersebut, Jokowi mengatakan sudah banyak negara di dunia yang mulai berlomba-lomba mengembangkan teknologi kendaraan bermotor listrik. Sebab, selain ramah lingkungan, kendaraan itu juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Tentunya, dalam membangun industri kendaraan bermotor listrik, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Jokowi menyampaikan paling tidak ada tiga hal penting, yaitu:
1. Regulasi yang mengatur kendaraan bermotor listrik harus disiapkan dan diselesaikan. Dengan demikian Indonesia dapat lekas beralih menjadi pemain utama dalam pasar tersebut.
2. Presiden meminta perencanaan dan pengembangan kendaraan bermotor listrik dapat dilakukan secara terpadu dan terintegrasi antara kementerian/lembaga.
3. Pengembangan kendaraan bermotor listrik harus digunakan sebagai momentum penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menguasai teknologi terkini.
Foto: CNBC Indonesia/Samuel Pablo
|
Ditambah, terkait dengan penciptaan nilai tambah dan efek berganda melalui upaya memperbesar tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Dan jangan lupa melibatkan swasta baik dari sisi riset, inovasi, anggaran sampai dengan penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan," pungkas Jokowi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengaku pihaknya telah menyiapkan insentif fiskal untuk mendukung pengembangan kendaraan bermotor listrik di Tanah Air.
Dalam insentif ini, nantinya setiap tipe kendaraan listrik akan mendapatkan keringanan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
"Tarifnya, mungkin Menteri Perindustrian (Airlangga Hartarto) yang bisa menjelaskan. Kalau tidak salah, PPnBM-nya itu [direncanakan] lebih rendah sekitar 50% dibandingkan mobil biasa [berbahan bakar fosil]," ujar Menkeu usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (14/1/2019).
Selain itu, Sri Mulyani juga menyebutkan insentif lainnya telah disiapkan untuk mendukung industri pendukung kendaraan listrik dari sisi hulu, seperti industri baterai, industri charging station, serta industri komponen.
Adapun, insentif di sisi konsumen akan diawali dengan membebaskan Bea Masuk (BM) kendaraan listrik hingga 0% agar harga mobil listrik lebih kompetitif dengan mobil konvensional dan permintaan pasar tercipta di masyarakat.
"Jadi rancangan perpresnya sudah diformulasikan. Tentu kami perlu konsultasi dengan DPR karena sesuai dengan UU Pajak Pertambahan Nilai, kita harus menyampaikan konsultasi. Kita akan segera menulis surat," katanya. (gus)
http://bit.ly/2T61MzU
January 21, 2019 at 06:54PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Seperti Eropa, Jokowi Mimpi Jalanan RI Dipadati Mobil Listrik"
Post a Comment