Sepanjang perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat (8/11/2019) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,2% ke level 6.177,99.
Melemahnya IHSG senada dengan bursa saham Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Straits Times anjlok 0,72%, indeks Hang Seng melemah 0,7%, indeks Shanghai melemah 0,49%, dan indeks Kospi turun 0,33%. Hanya indeks Nikkei yang berhasil membukukan penguatan dengan naik 0,26%.
Phillip Sekuritas mencermati, di awal pekan ini, aksi ambil untung masih berpotensi terjadi sembari pasar menanti rilis data neraca pembayaran yang akan dilansir hari ini untuk mencari sentimen domestik yang positif.
Di sisi lain, lanjut Phillip Sekuritas, pasar juga masih akan memonitor optimisme perkembangan negosiasi dagang AS-Cina seiring menunggu tempat terselenggaranya penandatangan perjanjian dagang antar ke dua negara.
"IHSG berpeluang untuk bergerak melemah hari ini dengan support di 6.057 dan resistance di 6.290," ungkap Phillip Sekuritas, Senin (11/11/2019).
Mega Capital Sekuritas memaparkan, pernyataan Presiden Joko Widodo untuk menurunkan suku bunga kredit, menyusul kebijakan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan ke level 5% membuat saham-saham perbankan, terutama BBRI, BMRI dan BBCA terkoreksi. Alhasil, IHSG pun melemah.
Beralih dari sana, lanjut Mega Capital Sekuritas, negosiasi dagang AS dan China sedang ditunggu-tunggu pelaku pasar setelah kabar bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk menandatangani kesepakatan dagang kemungkinan akan ditunda hingga Desember karena diskusi mengenai persyaratan dan lokasi masih berlanjut.
Mega Capital memproyeksikan IHSG hari ini akan bergerak menguat terbatas di level 6.195 - 6.245. (hps/hps)
https://ift.tt/33EHzXi
November 11, 2019 at 03:57PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada Profit Taking, IHSG Berpotensi Tertekan"
Post a Comment