
Hingga pukul 13:30 WIB, harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) di Bursa Derivatif Malaysia kontrak April 2019 melesat 0,22% ke posisi MYR 2.253/ton, setelah sebelumnya ditutup menguat 1,66% kemarin (22/1/2019).
Secara mingguan, harga minyak sawit mentah menguat sebesar 3,82% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga CPO sudah melonjak 6,46%.
Turunnya harga CPO pada hari ini diduga karena aksi jual pelaku pasar demi mengamankan keuntungan menurut pelaku pasar yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters. Hal ini dapat dimaklumi, berhubung harga CPO yang sudah naik banyak sejak awal tahun.
Selain itu, harga minyak mentah dunia yang stagnan dan cenderung melemah hari ini juga membebani harga minyak sawit. Pasalnya, minyak sawit merupakan salah satu bahan baku biodisel. Bila permintaan minyak berkurang, maka berpotensi juga menurunkan permintaan minyak sawit.
Namun demikian, sebenarnya sentimen positif bagi harga CPO masih terbilang cukup kuat.
Survei yang dilakukan Intertek Testing Services, AmSpec Agri Malaysia, dan Sociece Generale de Surveillance mencatat kenaikan ekspor minyak sawit Malaysia sebesar 9-13% pada periode 1-20 Januari, dibandingkan bulan lalu.
Bila sudah 3 lembaga survei mengatakan hal yang serupa, maka meningkatnya permintaan sawit kemungkinan besar benar adanya.
Meningkatnya permintaan di saat cadangan minyak sawit melimpah bisa menenangkan pelaku pasar, karena dapat menguras cadangan dan memberi dorongan pada harga CPO.
Selain itu, pada periode Desember-Maret produksi sawit diprediksi akan menurun karena memang faktor musiman.
"Dari sisi [perkebunan] sawit pasti Desember-Maret produksinya turun karena siklusnya turun," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono usai diskusi di bilangan Menteng, Rabu (9/1/2019).
Selain itu, harga CPO diperkirakan akan naik ke level MYR 2.400/ton menurut analis Dorab Minstry pada perhelatan Pakisatan Edible Oils Conference pada akhir pekan lalu. Prediksi tersebut didasarkan meningkatnya permintaan di sektor energi dan melambatnya produksi.
Pada hari Minggu (17/1/2019), Menteri Industri Utama Malaysia, Teresa Kok mengatakan bahwa pemerintah Negeri Jiran bermaksud untuk meningkatkan jumlah minyak kelapa sawit dalam campuran biodiesel menjadi 20% pada tahun depan (2020), naik dari program B10 yang sedang berlangsung dimana penggunaan minyak sawit dipatok pada level 10%, seperti dikutip dari Reuters.
Bahkan dengan hanya program B10 yang tengah berjalan, sudah bisa meningkatkan konsumsi CPO Malaysia sebesar 70.000 ton/bulan.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/gus)
http://bit.ly/2FGZ3tH
January 23, 2019 at 08:55PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duh! Investor Bikin Harga CPO Turun, Ambil Untung?"
Post a Comment