Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, yen kini diperdagangkan di level 109,462/dolar AS, lebih kuat dibandingkan posisi penutupan kemarin (21/1/2019) yang berada di level 109,648/dolar AS.
Foto: USDJPY M30 (MetaTrader 4)
|
Sifat dari yen yang merupakan safe haven membuatnya menjadi pilihan kala tekanan jual sedang melanda instrumen berisiko yakni saham. Hingga berita ini diturunkan, indeks Nikkei turun 0,47%, indeks Shanghai turun 1,24%, indeks Hang Seng turun 1,11%, indeks Strait Times turun 0,39%, indeks Kospi turun 0,32%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,37%.
Pelaku pasar merealisasikan keuntungan yang sudah didapatkan. Maklum, bursa saham regional sudah membukukan penguatan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir sehingga ruang untuk melakukan aksi ambil untung menjadi terbuka lebar.
Indeks Shanghai misalnya, sudah naik hingga 2,2% pada periode 11-21 Januari 2019, sementara indeks Hang Seng menguat 2% pada periode tersebut. Beralih ke pasar saham tanah air, IHSG telah melejit hingga 4,14% sepanjang tahun ini (hingga kemarin).
Sejatinya, dolar AS juga merupakan instrumen safe haven yang bisa dijadikan pelarian oleh investor. Namun, penutupan sebagian pemerintahan AS (partial government shutdown) membuat greenback menjadi kehilangan daya tarik jika disandingkan dengan yen.
Pasalnya, kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh shutdown begitu besar. Hingga kini, shutdown sudah berlangsung selama 31 hari, menjadikannya yang terpanjang di era modern.
Belum lama ini, pemerintahan Presiden Donald Trump memproyeksikan bahwa kerugian akibat shutdown adalah dua kali lebih besar dari yang diekspektasikan sebelumnya, menurut seorang sumber dari kalangan pemerintahan yang tak ingin disebutkan namanya, seperti dikutip dari CNBC International.
Pada awalnya, pemerintah memproyeksikan bahwa shutdown akan memangkas pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1% setiap 2 minggu. Kini, diproyeksikan bahwa setiap minggunya shutdown akan membuat pertumbuhan ekonomi terpangkas sebesar 0,1%. Ini artinya, setidaknya 0,4% sudah menguap dari pertumbuhan ekonomi AS.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda bahwa pemerintahan AS akan segera beroperasi secara penuh.
Suntikan energi lainnya bagi yen datang dari keputusan Dana Moneter Internasional (IMF) yang mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang untuk tahun 2019 dan 2020, terlepas dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang direvisi ke bawah.
Pada tahun ini, perekonomian Jepang diproyeksikan tumbuh sebesar 1,1%, dari yang sebelumnya 0,9% pada proyeksi periode Oktober 2018. Untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi Jepang diproyeksikan melandai menjadi 0,5%. Walaupun ada perlambatan yang signifikan, pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5% merupakan peningkatan dari proyeksi sebelumnya yang hanya 0,3%.
Di sisi lain, walaupun tak dipangkas oleh IMF, proyeksi pertumbuhan ekonomi AS juga tak dinaikkan. Pada tahun ini, perekonomian AS diproyeksikan tumbuh sebesar 2,5%, sebelum kemudian melandai menjadi 1,8% pada tahun 2020.
Sebagai informasi, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,5%, dari yang sebelumnya 3,7%. Perlambatan ekonomi di zona euro menjadi salah satu faktor utama dari diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF. Pada tahun ini, perekonomian zona euro diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 1,6%, dari yang sebelumnya 1,9%.
(ank/prm)
http://bit.ly/2FHl4bZ
January 22, 2019 at 10:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "IMF Kerek Naik Proyeksi Ekonomi Jepang, Yen Tekan Dolar AS"
Post a Comment