Adapun empat jalur KA di Jabar yang akan direaktivasi adalah rute Cibatu-Garut-Cikajang (47,5 km), Rancaekek-Tanjungsari (11,5 km), Banjar-Pangandaran-Cijulang (82 km), dan Bandung-Ciwidey (37,8 km).
"Memang akan dimulai reaktivasi jalur-jalur baru. Tidak hanya satu, tapi ada empat yang akan segera dimulai termasuk nanti yang masuk ke kawasan-kawasan wisata. Karena memang dulunya ada dan ini menyangkut kawasan-kawasan wisata," ujar Jokowi.
Menurut dia, pemerintah menargetkan agar reaktivasi jalur dapat tuntas dalam waktu dua tahun. Akan tetapi, Jokowi tak menampik apabila waktu penuntasan berpotensi molor. "Yang paling penting segera dimulai. Saya targetkan dua tahun tetapi mungkin mundur sedikit-sedikitlah. Ini hanya reaktivasi," kata Jokowi.
Lantas, apa yang menjadi pertimbangan Jokowi melakukan reaktivasi jalur tersebut? Tujuannya adalah menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, terutama di kawasan-kawasan wisata. "Dulu pernah lho ke Garut tahun 1926 Charlie Caplin. Ke sini lho, betul. Dua kali lagi. Karena melihat keindahan ini, naiknya kereta api."
Sebagaimana dijelaskan Jokowi, reaktivasi jalur ini sangat potensial bagi pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara, serta wilayah selatan Jabar. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, membeberkan, asal muasal rencana reaktivasi ini.
"Pada dasarnya jalur kereta adalah aset negara. PT KAI pada dasarnya berfungsi sebagai operator di mana kita memanfaatkan jalur kereta, kita membayar seperti sewa, dan kita yang invest di keretanya, gerbong kereta melalui PT KAI," urainya.
"Tapi kami juga ingin menyampaikan, yang akan direaktivasi cukup banyak. Terutama di Jabar ini untuk konektivitas sangat baik kalau kita pakai kereta. Nah kami kerjakan tahun ini. Kami juga bicara dengan pak Menhub, gimana hitungannya. Karena kita kan invest dulu," lanjut Rini.
Dikatakan, lahan dan rel kereta api di lokasi merupakan aset Direktorat Perkeretaapian Kemenhub. Sementara, dari sisi operasi menjadi tupoksi PT KAI. "Presiden 100% mendukung dan mendorong memang, udah BUMN kalau perlu jalan dulu, kami juga menghitung ini sebagai investasi," kata Rini.
![]() |
Untuk tahap awal, KAI akan memprioritaskan reaktivasi jalur Cibatu-Garut. Jalur yang ditutup pada 1982 ini memiliki rute sepanjang 19,3 km. Dengan reaktivasi, kemacetan di jalan raya dapat dikurangi, terjadi pertumbuhan ekonomi di wilayah yang dilalui kereta api, tercipta kemudahan akses ke lokasi wisata, dan hadirnya kepastian waktu dalam distribusi logistik.
Di wilayah Garut sendiri, terdapat potensi wisata seperti Puncak Curug, pemandian air panas, Taman Gunung Papandayan & Guntur, Candi Cangkuang, Kampung Naga, dan lainnya.
Adapun komoditas unggulan Garut yang dapat didistribusikan melalui kereta api misalnya olahan cokelat, hasil pertanian, hasil perkebunan, olahan kulit, dan sebagainya.
Dari total 1.077 bangunan yang perlu ditertibkan, total terdapat 911 KK yang akan mendapatkan uang bongkar. Sampai dengan 16 Januari 2019, sudah 218 KK (23,93%) yang sudah menerima uang bongkar yang diberikan melalui rekening bank.
Setelah menerima uang bongkar, masyarakat secara sukarela membongkar bangunnannya sendiri karena mereka menyadari bahwa bangunannya berada diatas aset KAI. "KAI berharap dukungan dari berbagai pihak agar program reaktivasi di Jawa Barat ini dapat berjalan dengan lancar," ujar Direktur Utama KAI Edi Sukmoro.
Edi menambahkan, untuk jalur Cibatu-Garut ditargetkan akan selesai di tahun 2019. "Untuk ketiga jalur lainnya, diharapkan selesai dalam tiga tahun ke depan," pungkasnya.
(miq/miq)
http://bit.ly/2W0nKXa
January 18, 2019 at 10:12PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi 'Hidupkan' 4 Jalur Kereta Api Jabar yang Lama 'Mati'"
Post a Comment