Jatuhnya perekonomian China dan kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan menjadi salah satu pemicu utama. Indonesia sebagai sebuah negara berkembang, diperkirakan bakal terkena dampaknya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun memahami situasi tersebut, dengan menyebut tak akan terlalu bergantung pada kinerja ekspor dan impor untuk memompa perekonomian di tengah ketidakpastian.
"Itu berarti sumber pertumbuhan yang berasal dari eksternalnya diperkirakan akan melemah. Ekspor dan impor dalam hal ini," kata Sri Mulyani di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Konsumsi rumah tangga dan investasi pada tahun ini, sambung dia, akan dipacu semaksimal mungkin untuk mendorong perekonomian. Namun, hal tersebut tak serta merta bisa dengan mudah dilakukan.
"Untuk konsumsi tetap terjaga, kita harus menjaga daya belinya termasuk dalam stabilitas harga. Itu yang dilakukan pemerintah selama ini," jelasnya.
![]() |
Presiden Joko Widodo, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu telah menginstruksikan kepada jajaran Kabinet Kerja untuk fokus dalam menjaga stabilitas pangan.
"Kalau dari investasi, kita tetap berharap pertumbuhan kredit meningkat. Dan kita lihat stabilitas sudah mulai terjaga. Capital inflows sudah mulai masuk dan Presiden melakukan OSS (online single submission)," katanya.
![]() |
Dalam pertemuan bersama Wapres yang berlangsung sekitar 2 jam, Sri Mulyani mengaku mengevaluasi kembali pelaksanaan kas keuangan negara sepanjang 2018 serta memberikan informasi terkini kondisi perekonomian.
Hal tersebut dilakukan untuk memberikan gambaran capaian-capaian yang diraih sepanjang tahun lalu, serta meracik strategi dalam menghadapi dinamika ketidakpastian ekonomi global tahun ini.
"Kita menjelaskan dari sisi komposisi penerimaan pajak yang pada dasarnya menggambarkan bahwa ekonomi kita cukup kuat," ujarnya.
(miq/miq)
http://bit.ly/2FUvFj8
January 25, 2019 at 03:55AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Masuki Tahun 2019, Seperti Apa Racikan Kebijakan Sri Mulyani?"
Post a Comment