
Direktur Utama Bank Jatim R. Soeroso mengatakan peluang menurunkan NPL masih ada, karena Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sudah hampir 100%, tetapi belum bisa dihapus buku (write off) karena masih menunggu pemerintah pusat.
"NPL kami prediksi 3% karena terus terang saja masih ada sistem kredit yang notabene CKPN, itu sudah 100% tapi belum bisa write off karena tunggu pemerintah pusat, karena ini kredit program," kata R. Soeroso kepada wartawan usai paparan kinerja di Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Pembayaran pensiun lembaga-lembaga tersebut akan dilakukan melalui Bank Jatim. Pembayarannya bakal dimulai pada Februari mendatang sehingga diharapkan strategi itu bisa menambah pangsa pasar perseroan.
Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha menambahkan, NPL juga bisa ditekan dengan fokus pada pembiayaan infrastruktur dan konsumer. Pasalnya, kedua sektor itu memiliki risiko kredit bermasalah yang kecil.
"Pensiun prospeknya di Jatim ada 40.000 orang. Yang sudah punya tabungan di kami baru 5.000. Masih ada potensi 35.000 yang belum," ujar Ferdian.
Tahun ini, diprediksi pertumbuhan kredit Bank Jatim bisa tumbuh 9,5%. Pendorong terbesar dari penyaluran kredit Bank Jatim ialah kredit korporasi dalam pembiayaan infrastruktur, selain juga kredit-kredit mikro kecil.
Pada periode sebelumnya, kredit Bank Jatim biasanya berkisar Rp28 triliun-Rp29 triliun. Per akhir 2018, penyaluran kredit Bank Jatim sudah mencapai Rp33,7 triliun. Penyaluran kredit kepada UMKM sebelumnya hanya sebesar 8%, tapi akhir tahun 2018 sudah bertumbuh 12%.
Dalam konferensi pers, Soeroso mengatakan Bank Jatim mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,26 triliun sepanjang tahun 2018 atau tumbuh 8,71% secara year-on-year (yoy).
(tas)
http://bit.ly/2FNKnZV
January 25, 2019 at 09:46PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "NPL Tinggi, Ini Strategi Bank Jatim Tekan Kredit Macet"
Post a Comment