
Ia menyebut selama ini ada lobi-lobi politik dalam penentuan calon direksi atau komisaris BUMN. Salah satu yang menonjol adalah saat proses penunjukan manajemen di BUMN, termasuk direksi. Hal ini harus dibenahi agar menciptakan manajemen BUMN yang terbaik.
"Prosesnya kurang tepat karena saya tahu betul prosesnya bagaimana calon-calon direksi BUMN itu melakukan lobi ke partai-partai politik kekuatan-kekuatan politik jadi itu menurut saya mengganggu," terangnya, Jumat, (6/11/2019) kepada CNBC Indonesia.
Ini, kata dia, kemudian berimbas ke struktur manajemen BUMN yang terlalu gemuk dan tidak efisien karena ketidaktepatan menempatkan orang-orang untuk mengelola BUMN.
Dirinya meminta jangan sampai ada campur tangan politik. Tanri mengusulkan agar dibentuk tim seleksi di BUMN. Tidak hanya menyeleksi, namun mencari talenta terbaik.
"Lakukanlah tanpa ada politisasi, jangan juga masukkan aspek birokrasi di situ. Pandangan saya , pimpinan BUMN sekarang bentuklah dengan tim seleksi di BUMN cari talent-talent terbaik dan profesional."
Perburuan calon bos BUMN yang profesional ini diterapkan oleh Malaysia dan Singapura, mereka memiliki tim seleksi yang mencari kandidat-kandidat terbaik untuk disaring menjadi petinggi BUMN.
Dari tim seleksi ini, kemudian baru dimasukkan ke Tim Penilai Akhir. "Kalau politisasi dan birokratisasi ini dipotong, saya yakin kita bisa sama dengan BUMN Malaysia dan Singapura."
Ia mengatakan, tidak ada undang-undang dan regulasi yang membatasi proses untuk membangun seleksi secara profesional. Ini menjadi kewenangan menteri BUMN, bagaimana menteri melakukan pencarian yang terbaik seperti yang dilakukan Malaysia, Singapura, dan China.
(gus/gus)https://ift.tt/2P7ZbpH
December 10, 2019 at 04:13PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tanri Abeng Buka-bukaan Soal Praktik Lobi Politik di BUMN"
Post a Comment