Dalam World Economic Outlook Update yang dirilis Senin (21/1/2019), lembaga yang berbasis di Washington, Amerika Serikat (AS), menulis bahwa pasar negara berkembang telah teruji oleh kondisi eksternal yang sulit dalam beberapa bulan terakhir di tengah ketegangan perdagangan, kenaikan suku bunga AS, penguatan dolar, arus keluar modal, dan harga minyak yang bergejolak.
"Di beberapa negara, mengatasi beban utang swasta yang tinggi dan mismatch mata uang dan masa jatuh tempo akan memerlukan kerangka kerja makroprudensial yang yang diperkuat," tulis IMF."Kebijakan fiskal harus memastikan rasio utang tetap sustainable di tengah kondisi keuangan eksternal yang semakin menantang," tambahnya.
IMF dalam laporan tersebut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,5% di 2019 dan 3,6% di 2020, turun sebanyak masing-masing 0,2 dan 0,1 poin persentase dari perkiraan yang disampaikan di Oktober lalu.
Untuk negara-negara berkembang, IMF memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,5% di tahun ini atau turun 0,2 poin persentase dan tetap di 4,9% tahun depan.
Proyeksi pertumbuhan negara-negara ASEAN 5, yang terdiri dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina, ada di 5,1% tahun ini atau turun 0,1 poin persentase.Indonesia sendiri tercatat memiliki total utang luar negeri senilai US$ 372,9 miliar di akhir November atau sekitar Rp 5.257 triliun. Besaran utang pemerintah dan bank sentral mencapai US$ 183,5 miliar di periode tersebut. (dru)
http://bit.ly/2FNuJgp
January 22, 2019 at 10:28PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peringatan IMF ke Negara Berkembang: Baik-baik Kelola Utang"
Post a Comment