Untuk mengejar ketertinggalan itu, Bambang menjelaskan sumber daya manusia (SDM) Indonesia perlu wadah untuk meningkatkan kemampuan. Oleh karena itu, infrastruktur SDM terkait akan diakselerasi.
"Ya kalau untuk vokasi yang pasti sarana dan prasarana, terutama laboratorium atau bengkel. Untuk pendidikan umum yang paling penting mendorong research and development antara perguruan tinggi dengan dunia usaha," ujar Bambang dalam pemaparannya di Seminar dan Dialog Nasional Penyiapan SDM RI Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Selain itu, dia juga akan mengajukan skill development fund dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Idenya adalah memberikan kemudahan bagi tenaga kerja yang aktif maupun yang baru masuk untuk up-skiling dan re-skiling.
![]() |
"Sekarang terhambat karena lembaga pelatihan tidak terlalu banyak dan biayanya dianggap memberatkan. Dengan skill development fund kita harapkan sebagian kendala bisa teratasi, sehingga tipe pekerjaan yang terancam oleh revolusi industri 4.0, dia bisa ambil skill yang lain. Belajar yang lain," kata Bambang.
Meskipun demikian, Bambang belum bisa menjelaskan skema pembiayaan skill development fund karena masih dalam tahap pembahasan. Namun pihaknya memastikan sumber dananya nanti berasal dari pemerintah dan swasta. "Karena ini untuk menjaga supply tenaga kerja mereka juga," ujarnya.
http://bit.ly/2Rws4ik
January 14, 2019 at 11:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Produktivitas Tenaga Kerja RI Rendah, Apa Solusi Bappenas?"
Post a Comment