Search

Rencana Merger Indosat-XL Masih Gelap, Terkendala Regulasi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana merger PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang sempat menyeruak di pasar modal tampaknya belum akan terealisasi dalam waktu dekat.

Presiden Direktur Indosat Chris Kanter mengakui memang sudah ada pembicaraan secara intensif antara Ooredoo sebagai induk Indosat dengan pemegang saham EXCL terkait merger dan akuisisi dengan XL sejak tahun lalu.

Namun, rencana itu belum bisa diwujudkan di tahun ini. Perusahaan, kata Chris, masih akan fokus memperluas jaringan dengan membangun base transceiver station (BTS) 4G tahun ini untuk menyokong layanan data.

"Tahun ini kami fokus ke network expansion dulu, [wacana merger dengan XL] itu kan waktu lalu," kata Chris Kanter, kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/1/2019).

Tahun ini ISAT mengalokasikan belanja modal atau capital expenditures (capex) Rp 10 triliun. Sebesar 88% dana capex tersebut akan difokuskan untuk memperkuat BTS 4G.

Ia tak menyangkal adanya upaya pemerintah yang mewacanakan merger operator telekomunikasi.

Merger tersebut guna mendukung bisnis seluler yang kondusif. Hanya saja, wacana merger itu tidak disertai dengan regulasi yang jelas seperti kepemilikan spektrum, perizinan aset perusahaan, hingga izin operasional satelit. "Kalau tidak ada aturan yang jelas, akan sulit," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mewacanakan konsolidasi industri telekomunikasi agar lebih efisien. Merger diharapkan akan menciptakan iklim persaingan bisnis yang lebih sehat.

Chris mengatakan jika merger itu bisa diwujudkan sesuai rencana, seharusnya akan menguntungkan bagi pelaku dan konsumen dari sisi bisnis. Idealnya, kata Chris, operator seluler di Indonesia cukup dengan 3-4 pelaku usaha. "Mustinya kalau ada konsolidasi otomatis harga akan tidak saling perang harga," kata Chris yang aktif di Asosiasi Pengusaha Indonesi (Apindo) itu.

Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuni menegaskan belum bisa berkomentar lebih lanjut mengenai merger tersebut. "Karena kami melihat hal ini sebagai rumor dan terlalu spekulatif," kata Tri Wahyuningsih, dalam pesan singkatnya, Selasa (29/1/2019).

Head of Instutional Equity Business PT Trimegah Sekuritas Tbk Sebastian Tobing menilai kepastian merger antara ISAT dengan XL masih sulit diprediksi pelaku pasar. Ia pun enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai wacana merger dua perusahaan telekomunikasi tersebut.

"Merger Indosat dengan XL Axiata masih susah diprediksi," jelas dia.

Sekadar gambaran, pada penutupan perdagangan Selasa (29/1/2019), saham EXCL ditransaksikan melemah 70 poin atau 3,29% ke level Rp 2.060/saham. Padahal, pada awal perdagangan saham EXCL sempat melaju di zona hijau.

Adapun saham ISAT hari ini bergerak melemah ke posisi Rp 2.690/saham, terkoreksi 2,18%. Pada awal perdagangan saham ISAT dibuka menguat pada level Rp 2.780/saham.

[Gambas:Video CNBC]

(tas)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2FSBuhT
January 29, 2019 at 11:35PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Rencana Merger Indosat-XL Masih Gelap, Terkendala Regulasi?"

Post a Comment

Powered by Blogger.