"Kenapa gaji semakin mahal karena tidak ada patokan (benchmarking). Tidak ada standar bakunya," kata Ignatius Untung Ketua Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) di Roemah Kuliner, Jakarta, Selasa (26/2/2019).
Didasari masalah ini, idEA akan mengeluarkan platform bursa kerja khusus e-commerce. Di mana platform ini dapat menjadi tempat bertemunya perusahaan eCommerce dengan para pencari kerja.
Platform tersebut juga akan menyertakan tarif rata-rata gaji antar perusahaan e-commerce dan diharapkan bisa memberikan tawaran gaji sesuai dengan patokan tersebut.
"Harapannya mereka bisa tahu segini loh tarifnya. Kamu boleh kasih di atas rata-rata, tapi jangan terlampau jauh," ujarnya.
Ignasius menargetkan platform bursa kerja khusus eCommerce itu bisa mulai beroperasi pada Maret 2019 dan seluruh perusahaan e-commerce dapat mengacu pada platform tersebut untuk mencari pegawai.
Sebelumnya Ketua Dewan Pengawas idEA Hendrik Tio mengatakan "SDM masalahnya memang saling ambil, saling intip dengan tawaran yang berlipat-lipat. Kita harus saling bajak karena kekurangan yang qualified di pasar. Ini jadi pertarungan juga," ujarnya.
"Diaspora dari luar negeri kembali ke Indonesia menjadi SDM yang bagus. Tapi bayar mereka itu kadang mahal banget. kita yang kecil enggak kuat. Untuk diaspora sekali bayar bisa Rp 80 juta - Rp 90 juta. Tapi e-commerce yang gede berani bayar karena hasilnya juga gede," ujarnya.
(roy/roy)
https://ift.tt/2ExK6Z7
February 27, 2019 at 03:23AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aksi Bajak Membajak SDM Marak di e-Commerce, Apa Solusinya?"
Post a Comment