Dalam konteks di Indonesia, Revolusi Industri 4.0 telah mengeliminasi beberapa pekerjaan saat ini. Indikasinya mulai terlihat dari pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribu karyawan bank di Indonesia sejak 2016 yang dinilai karena akumulasi beberapa faktor di antaranya efisiensi dan disrupsi teknologi.
Pertanyaan yang muncul kemudian, siapkah Indonesia menghadapi Revolusi Industri Keempat?
Menjawab hal tersebut, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro mengatakan, Indonesia sudah menyiapkan strategi menghadapi Revolusi Industri 4.0 tersebut melalui penguatan program vokasi.
Ia tidak menampik, memang beberapa pekerjaan yang akan hilang karena digantikan oleh robot atau otomatisasi, tapi juga akan tetap ada bidang pekerjaan yang tidak tergantikan oleh mesin di masa depan seperti tenaga ahli di bidang teknologi informasi, guru, dokter hingga arsitek.
"Jadi vokasi itu kita harapkan bisa menciptakan keahlian tinggi dan spesfik, bahkan di vokasi kita sendiri harus ada perubahan kurikulum supaya lebih adaptif apa yang menjadi kebutuhan pasar di masa depan," tutur Bambang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Pendapat sama yang juga diutarakan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial, Anton J Supit. Ia menilai, pemerintah seharusnya memetakan lebih lanjut mengenai jenis-jenis pekerjaan seperti apa yang dibutuhkan di masa depan.
"Ini yang harus dibuat, artinya main power plan, sehingga dalam rangka mendidik orang kita sudah tahu apa yang diharapkan," kata Anton, kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/1/2019) di Gedung Apindo, Jakarta.
Sisi lainnya, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, revolusi industri 4.0 juga akan memunculkan peluang lapangan kerja baru. JK menilai tidak serta merta semua pekerjaan akan terdisrupsi dengan kehadiran teknologi.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
http://bit.ly/2U32XQI
January 21, 2019 at 05:53PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Revolusi Industri 4.0, Tsunami PHK Hingga Jadi Fokus di Davos"
Post a Comment