Realisasi tersebut tumbuh negatif sebesar 14,5% apabila dibandingkan dengan realisasi pembiayaan utang pada periode sama tahun lalu.
Demikian dipublikasikan oleh dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, seperti dikutip CNBC Indonesia dari laman resmi Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Merinci lebih jauh, penerbitan surat berharga negara (SBN) per Desember mencapai Rp 358,4 triliun, tumbuh negatif 18,9% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Adapun target penerbitan SBN tahun ini mencapai Rp 414,5 triliun.
"Sepanjang 2018 pengelolaan pembiayaan utang semakin membaik. Hal tersebut ditunjukkan dengan realisasi utang yang hingga akhir tahun semakin menurun," tulis penjelasan APBN KiTa.
"Baik untuk surat berharga negara maupun pinjaman serta diluncurkannya program dan format baru pembiayaan,"
Pada tahun ini, proyeksi pembiayaan anggaran pemerintah direncanakan semakin menurun. Ketergantungan terhadap utang valuta asing, terutama untuk SBN juga diproyeksikan menurun.
Rasio penurunan ketergantungan terhadap utang valuta asing didasarkan atas beberapa hal, seperti menghindari fluktuasi mata uang asing dan kenaikan yield SBN akibat adanya kebijakan tight money policy dari the Fed
"Di tahun 2019 ini, perang dagang yang diperkirakan masih terus akan berlanjut serta adanya kemungkinan Brexit jilid 2 dari negara-negara Eropa,"
Kedua, adanya rencana penerbitan SBN retail secara online setiap bulan dalam rangka pendalaman pasar dalam negeri sehingga masyarakat dapat terus berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia.
(dru)
http://bit.ly/2MqRaZO
January 23, 2019 at 02:50AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sepanjang 2018, Sri Mulyani Tarik Utang Baru Rp 366,7 T"
Post a Comment