Pada perdagangan kemarin, IHSG berhasil menguat kala bursa saham utama di Asia ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,47%, indeks Shanghai turun 1,18%, indeks Hang Seng turun 0,7%, indeks Strait Times turun 0,57%, dan indeks Kospi turun 0,32%.
Valbury Sekuritas menyebutkan, sebelumnya IMF telah menurunkan proyeksinya dari 3,9% secara tahunan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang turun dari 4,6% menjadi 4,5% secara tahunan.
Perlambatan ekonomi di zona euro menjadi menjadi salah satu faktor dari diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh IMF. Pada tahun ini, perekonomian zona euro diproyeksikan hanya tumbuh sebesar 1,6%, dari yang sebelumnya 1,9%.
Tidak hanya itu, sentimen dari dalam negeri bersumber dari komitmen pemerintah yang masih akan melanjutkan implementasi pencampuran biodesel 20 persen (B-20), PPh impor dan TKDN.
Pada 2018, penggunanaan B20 dinilai masih belum efektif karena masih adanya kendala distribusi FAME sebagai campuran B20. Sedangkan untuk kenaikan PPh 22 impor terhadap 1.147 barang berhasil menurunkan impor 9,98% dalam kurun September-Desember 2018.
"Outlook ekonomi yang global yang cukup terjal juga belum tercapainya kesepakatan AS-Cina juga rally IHSG yang cukup tinggi beberapa hari terakhir dapat membuka kemungkinan koreksi hari ini," tulis Valbury Sekuritas, dalam riset hariannya, Rabu (23/1/2019).
Dengan demikian, indeks hari ini diperkirakan akan melaju pada kisaran support 6434/6399/6382 dan resistance 6486/6503/6538.
Panin Sekuritas memproyeksikan, hari ini IHSG akan kembali melaju di zona hijau pada kisaran 6.441 - 6.500. Sentimen positif yang mendorongnya ialah pelemahan harga minyak dunia, sehingga berefek pada penguatan Rupiah akan menjadi katalis positif untuk IHSG hari ini. (hps/hps)
http://bit.ly/2sHqYRJ
January 23, 2019 at 03:40PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tantangan Global Terjal, IHSG Diprediksi Terkoreksi"
Post a Comment