
Pengamat Perbankan Paul Sutaryono mengatakan salah satu faktor utama PHK yakni perbankan ingin menaikkan tingkat efisiensi. Hal tersebut tampak pada rasio biaya operasional pendapatan operasional (BOPO) yang saat ini di kisaran 78%, atau masih berada di ambang batas 70-80%.
"Tapi rasio itu perlu diperbaiki terus di tengah kelesuan dewasa ini," kata Paul kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/1/2019).
Hal lain yang tak bisa diabaikan yakni terjadinya disrupsi teknologi yang bermakna pergeseran teknologi yang mengggoyang industri yang sudah mapan, dan menyebabkan lahirnya industri baru. Sebab itu, kata Paul, bank harus melakukan efisiensi.
Contoh, jika dulu peran customer service dan teller di bank masih penting, saat ini perlahan sudah mulai muncul teknologi Chatbot atau software untuk percakapan.Kemunculan internet banking dan mobile banking, serta mesin ATM setoran tunai (cash deposit machine/CDM). Teknologi ini membuat peran teller kian terkikis di era saat ini. "Serbuan fintech juga bisa mengganggu dan mencuil pangsa pasar," imbuh Paul.
Selain itu, kata dia, bank juga harus mulai memikirkan untuk membatasi pembukaan kantor cabang dan merelokasi kantor cabang yang kurang potensial ke daerah yang lebih potensial dari sisi bisnisnya.
Sebelumnya diberitakan, Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan Indonesia menyebutkan, sejak 2016 setidaknya terjadi PHK terhadap 50.000 karyawan bank di Indonesia. PHK itu lantaran perbankan melakukan efisiensi dengan menggunakan teknologi, sehingga ada beberapa pekerjaan di sektor perbankan yang tidak lagi melibatkan manusia.Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PT Bank Agris Tbk Ita Handayani menyampaikan pendapat berbeda. Dia mengakui kemajuan teknologi akan menggantikan beberapa pekerjaan seperti customer service dan teller bank, namun hal itu efeknya masih jangka panjang.
"Itu waktunya masih akan panjang, sehingga untuk karyawan dirumahkan tidak terlalu nyata, itu berangsur, tidak akan kelihatan dalam watu dekat," jelas dia.
Namun yang pasti, sebagai pelaku di industri perbankan, ia tak menampik ada beberapa penyesuaian yang mulai dilakukan. Misalnya, karyawan yang bidang kerjanya digantikan oleh robot atau otomatisasi, maka akan dipindahkan ke divisi atau unit lain.
Selain itu, untuk efisiensi, perbankan juga memilih tidak menambah karyawan dibanding menghilangkan kantor-kantor cabang.
Ia pun belum bisa mengatakan ada beberapa profesi yang berpotensi hilang di industri perbankan. "Kami belum ada sampai ke situ kalau jangka panjang mungin akan ke sana, itu prosesnya lama, saya tidak melihat itu berdampak secara besar-besaran," tegas Ita. (tas)
http://bit.ly/2VVWx7V
January 16, 2019 at 11:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tsunami PHK Perbankan, Ini Saran Buat Bankir"
Post a Comment