"Kalau tidak mendapat pekerjaan bagaimana bisa membayar angsuran, ini yang menyebabkan NPL (Kredit Bermasalah)," kata Pengamat Ekonomi dari PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual melalui sambungan telepon pada Jumat (16/3/2018) lalu.
Melansir Forbes, ternyata ada beberapa masalah lain yang dapat ditimbulkan dari pinjaman pendidikan jika tidak dilakukan dengan hati-hati, seperti:
1. Melemahkan pembelian properti
The Fed menemukan bahwa hanya ada 36% orang dewasa berusia 24-32 tahun yang memiliki rumah pada tahun 2014, turun 9 poin persentase dari tingkat kepemilikan di tahun 2005. Kelompok usia ini mengalami penurunan dua kali lipat dibandingkan semua kelompok umur pemilik rumah lainnya selama periode yang sama. Selama periode ini, tingkat hutang pinjaman siswa sekitar dua kali lipat. Meski student loan bukan alasan utama yang menyebabkan penurunan, namun itu tetap berpengaruh besar.
Menurut The Fed, "peningkatan US$ 1.000 dalam utang pinjaman siswa di AS menyebabkan penurunan 1 hingga 2 poin persentase dalam tingkat kepemilikan rumah bagi peminjam pinjaman pendidikan selama akhir 20-an dan awal 30-an." The Fed memperkirakan bahwa sekitar 20% dari penurunan kepemilikan disebabkan oleh utang student loan. Itu berarti bahwa sekitar 400.000 anak muda dapat memiliki rumah pada tahun 2014 jika jumlah pinjaman pendidikan mereka tidak meningkat.
2. Jumlah utang bisa meningkat jika suku bunga meningkat
Tahun 2018 lalu Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebanyak empat kali, yang berarti bahwa jumlah utang kemungkinan akan naik setiap kali suku bunga dinaikkan. Namun, itu hanya jika peminjam menggunakan skema variable rate debt (bunga utang mengikuti pergerakan suku bunga).
Oleh karena itu penting sekali untuk memastikan bahwa saat melakukan pinjaman, peminjam menggunakan skema pembayaran utang fixed-rate debt, yang berarti tingkat suku bunga acuan untuk pembayaran hutang telah ditentukan sebelumnya. Sehingga, saat suku bunga naik atau turun, peminjam hanya membayarkan bunga yang telah ditetapkan sebelumnya, alias tidak dipengaruhi pergerakan suku bunga.
3. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mampu lunasi student loan
Untuk federal student loan atau utang pendidikan dari negara, skema standar cicilan mengharuskan peminjam melunasi utangnya dalam waktu kurang dari 10 tahun. Namun bagi kebanyakan orang, masa cicilan itu bisa menjadi dua kali lipat lebih panjang.
Riset dari Citizens Financial Group mengatakan 60% peminjam student loan memperkirakan akan melunasi utangnya di usia 40-an. Data yang dikumpulkan di level pemerintahan mendukung penemuan itu, seperti dilansir dari CNBC Make It.
Sebuah penelitian dari OneWisconsin Institute juga menemukan bahwa butuh 19,7 tahun bagi lulusan universitas-universitas di Wisconsin untuk melunasi student loan S1 dan 23 tahun untuk melunasi pembiayaan pendidikan S2.
4. Terancam tidak memiliki tabungan pensiun
Banyak yang memprediksi efek berkepanjangan dari utang pendidikan akan berdampak pada bagaimana warga negara AS membiayai masa pensiunnya.
Penelitian dari NerdWallet juga memprediksi mahasiswa yang lulus kuliah di tahun 2015 harus menunda pensiunnya sampai usia 75 tahun, sebagian karena meningkatnya beban student loan.
Oleh karena itu sebelum memutuskan mengambil pinjaman pendidikan, mahasiswa harus membuat rencana berapa lama mereka akan melunasi utangnya dan keuangannya di masa depan. Dengan tetap teratur, menghitung berapa banyak uang yang ingin mereka dapatkan dan terus memerhatikan suku bunga, para lulusan bisa memastikan melunasi student loan seefisien mungkin.
(roy/roy)
http://bit.ly/2NaaEm1
February 17, 2019 at 02:48AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Bahayanya Jika Tidak Hati-Hati Mengambil Student Loan"
Post a Comment