"Ada satu pola yang harus diwaspadai. Penurunan rata-rata pertumbuhan dari 1968-1979, periode oil boom, 7,5% tumbuhnya. Manufaktur juga masih tinggi tapi turun (ke) 6,4% periode 1980-krisis. Krisis Asia turun minus 13%. Sekarang turun lagi ke 5,3%. Kita harus waspadai tren penurunan ini, harus ada reformasi struktural," ujarnya.
Menurut Bambang, Kementerian PPN/Bappenas telah mencoba melakukan analisis tentang potential growth ekonomi Indonesia. Dari analisis itu, ekonomi paling tinggi hanya bisa tumbuh 5,3%. Mengapa demikian?
"Karena net ekspor kita rendah, dan kalaupun ada ekspor sifatnya komoditas. Impor migasnya masih tinggi, dan impor produksi. Konsumsi rumah tangga 5% tapi tidak diimbangi pertumbuhan investasi," katanya.
![]() |
Ia mengatakan ada kekurangan pada aspek investasi yang produktivitasnya tinggi. Oleh karena itu, menurut dia, kalau pun ada pertumbuhan ekonomi, produktivitasnya terbatas.
"Cirinya terkait pada pertanian dan jasa yang produktivitas rendah, manufaktur dengan nilai tambah rendah. Karenanya inovasi dan investasi jadi penting untuk tingkatkan produktivitas," ujar Bambang.
Berbekal dari kondisi itu, Bambang mengungkapkan kementeriannya sedang menyelesaikan kerangka teknokratis RPJMN 2020-2024. Terdapat tiga kategori pertumbuhan ekonomi, yaitu rendah (5,4%), sedang (5,7%), dan tinggi (6,0%).
Untuk mencapai target itu, ada sejumlah syarat yang harus dicapai. Jika tidak, maka potential growth ekonomi RI bisa turun di bawah 5,0%. Syaratnya, partisipasi angkatan kerja 68%-70%, pertumbuhan investasi harus di atas 7% bahkan 8%, dan produktivitas paling rendah 10%.
"Pertumbuhan ekonomi fokus pada tiga hal. Perbaikan iklim investasi (regulasi, pajak, pasar keuangan), kedua perkuat daya saing ekspor (infrastruktur dan kemajuan produk ekspor), peningkatan nonmigas (kebijakan, internet, pendidikan vokasi). Ini diharapkan bisa capai pertumbuhan ekonomi," kata Bambang.
(miq/prm)
http://bit.ly/2QRv2bK
January 16, 2019 at 11:23PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada! Ada Tren Penurunan Pertumbuhan Ekonomi RI"
Post a Comment