CEO Vodafone Nick Read pada Jumat (25/1/2019) mengatakan perusahaan memutuskan "menghentikan" penyebaran peralatan Huawei di jaringan intinya di Eropa sembari berkomunikasi dengan regulator, pemerintah, agen keamanan, dan Huawei Technologies. Vodafone masih menggunakan peralatan radio Huawei.
Nick Read menekankan Huawei adalah perusahaan kunci di pasar peralatan telekomunikasi, dan mengatakan perdebatan tentang perusahaan China itu berlangsung pada "level yang disederhanakan."
Keputusan Vodafone ini membuat jadi pukulan baru bagi Huawei, yang menghadapi pengawasan ketat karena semakin banyak negara yang khawatir akan teknologi Huawei yang bisa digunakan oleh mata-mata Tiongkok.
Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru telah membatasi penggunaan produk Huawei dalam jaringan 5G mereka, dengan alasan risiko keamanan nasional. Jerman dan Kanada sedang mempertimbangkan tindakan serupa.
Huawei sendiri sudah membantah tuduhan tersebut dengan menyatakan produknya tidak menimbulkan risiko keamanan, dan tidak memiliki hubungan dengan pemerintah China.
Tahun lalu, penjualan smartphone Huawei melonjak 30%. Manajemen berencana untuk menyalip Samsung pada tahun 2020.
Saat ini pasar perangkat telekomunikasi didominasi oleh tiga perusahaan - Huawei, Nokia Finlandia dan Ericsson Swedia. Huawei adalah pemasok terbesar dunia, dan pangsa pasarnya di Eropa diperkirakan antara 35% dan 40%.
Nick Read menambahkan jika ada "larangan tetap" pada semua peralatan jaringan Huawei, "Hal itu akan menjadi masalah besar bagi kami dan seluruh sektor telekomunikasi Eropa" dan secara signifikan menunda peluncuran jaringan 5G, CNN International melaporkan dan dikutip Senin (28/1/2019).
Seorang juru bicara Huawei mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa perusahaan "fokus pada mendukung peluncuran jaringan 5G Vodafone, yang proporsi kecil."
(roy/prm)
http://bit.ly/2CLKTDL
January 28, 2019 at 09:37PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Vodafone Ikutan Blokir Huawei, Alasan Keamanan Nasional?"
Post a Comment