Pasalnya, konsolidasi tersebut akhirnya membentuk pola hanging man dengan ekor tidak terlalu panjang. Pelaku pasar saham perlu mencermati perdagangan selanjutnya, sebab pola tersebut mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren turun.
Secara teknikal, IHSG masih cenderung bullish dengan terbentuknya pola golden cross, mengacu pada indikator moving average convergence divergence/MACD.
Sumber: Refinitiv
|
IHSG sempat mengalami pelemahan hingga setengah persen, yang di akhiri dengan penguatan 0,27% ke level 6.468. penguatan indeks baru terjadi pada masa pasca perdagangan, setelah sepanjang hari bergerak di zona merah.
Aksi beli Investor asing pada pasca perdagangan lagi-lagi menjadi faktor yang mengangkat IHSG ke zona hijau. Asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 99 miliar di pasar reguler. Nilai tersebut lebih rendah dari net buy kemarin dengan nilai Rp 272 miliar.
IHSG sempat dibayangi pelemahan akibat sentimen negatif yang datang dari proyeksi ekonomi terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF). Christine Lagarde dan kolega meramal ekonomi global akan tumbuh 3,5% pada 2019, lebih lambat dibandingkan proyeksi yang dibuat Oktober 2018 yaitu 3,7%.
"Setelah 2 tahun ekspansi yang solid, ekonomi dunia akan tumbuh lebih lambat dan risiko meningkat. Apakah ancaman resesi sudah dekat? Tidak, tetapi risiko perlambatan jelas menjadi lebih besar," kata Lagarde dalam konferensi pers di sela pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, mengutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
http://bit.ly/2T3T84Y
January 23, 2019 at 12:47AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Waspada! Sinyal Koreksi IHSG Mulai Terlihat"
Post a Comment