Departemen Kehakiman AS pada hari Senin (28/1/2019) mengajukan tuntutan pidana terhadap Meng Wanzhou, direktur keuangan Huawei dan putri pendiri dan presidennya, Ren Zhengfei. AS sedang mengupayakan ekstradisi Meng dari Kanada, kata Penjabat Agung Jaksa Matthew Whittaker, dilansir dari CNBC International.
Tuduhan itu dibuat hanya beberapa hari sebelum delegasi China, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, dijadwalkan bertemu dengan para pejabat Amerika untuk mengupayakan kesepakatan terkait perang dagang sebelum batas waktu 1 Maret.
"Saya tidak berpikir kita dapat mengatakan bahwa ini secara langsung terkait dengan negosiasi perdagangan, dengan cara transaksional semacam itu. Itu bukan cara kerja sistem penegakan hukum AS, itu bukan cara kerja Departemen Kehakiman," kata Robert Williams, direktur eksekutif di Pusat Paul Tsai China di Yale Law School, kepada "Squawk Box" CNBC, Selasa (29/1/2019).
Penyidikan kriminal terhadap Huawei telah dimulai jauh sebelum negosiasi perdagangan diadakan, jelas Williams, yang pernah menjabat sebagai konsultan untuk Departemen Luar Negeri AS.
"Kita harus mundur dan memandang ini sebagai bagian dari upaya yang lebih besar di dalam Departemen Kehakiman, khususnya, untuk fokus pada apa yang dilihatnya sebagai perilaku yang tidak pantas dari pihak perusahaan dan individu China di Amerika Serikat karena berbagai alasan," katanya.
![]() |
AS menuduh bahwa Meng, Huawei, dan anak perusahaan Skycom Technologies yang berbasis di Hong Kong, melakukan penipuan jaringan, mengaburkan keadilan, berkonspirasi untuk mencuci uang, dan melanggar sanksi terhadap Iran.
Surat dakwaan tersebut juga menuduh bahwa Huawei mencuri rahasia dagang dari operator telekomunikasi AS, T-Mobile.
Namun, beberapa analis berpikir bahwa kasus Huawei dapat membawa dampak negatif terhadap negosiasi minggu ini.
Huawei adalah "lambang" dari semua perselisihan yang sedang berlangsung antara dua kekuatan ekonomi dunia tersebut, kata Alex Capri, visiting senior fellow di National University of Singapore Business School.
"Jelas bahwa Huawei mewakili segalanya, semua tantangan yang dihadapi AS dan China dalam hal hubungan ini," kata Capri kepada "Street Signs" CNBC, Selasa.
Dia menjelaskan bahwa dakwaan itu memberikan insentif tambahan bagi Beijing untuk mempertimbangkan menarik kembali beberapa titik struktural dalam hubungannya dengan Washington. Beberapa hal tersebut termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi paksa, dan subsidi yang diberikan kepada perusahaan milik negara.
Meskipun Huawei bukan perusahaan milik negara, namun perusahaan itu telah menerima banyak dukungan keuangan dari Beijing, menurut Capri.
Pemerintah China juga telah menanggapi tuduhan AS terhadap Huawei dan menyebutnya "tidak adil" dan "tidak bermoral," lapor Reuters.
Huawei, yang memimpin upaya China untuk membangun generasi berikutnya dari internet seluler berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai 5G, "sangat rentan" dan masih bergantung pada keahlian Barat untuk membangun infrastruktur yang diperlukan untuk meluncurkan teknologi baru, menurut Capri.
"Beijing berjalan dengan sangat hati-hati di sini."
Williams menunjukkan pentingnya memisahkan tuduhan yang dilontarkan pada hari Senin terhadap Huawei itu dari "kekhawatiran terkait keamanan nasional yang lebih luas sehubungan dengan peran Huawei dalam 5G."
Pemerintahan Donald Trump dilaporkan telah menekan sekutu AS untuk melarang Huawei dan perusahaan teknologi China lainnya membangun infrastruktur 5G.
(prm)http://bit.ly/2G5CkXL
January 30, 2019 at 12:41AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Adakah Hubungan Antara Huawei dan Perundingan Dagang AS-China?"
Post a Comment